Ada rasa kecewa ketika Subhan Aksa gagal melanjutkan lomba di Rally Australia yang merupakan bagian dari serial FIA 2013 World Rally Champhionship (WRC). Perbaikan yang dilakukan sepanjang malam tak mencukupi untuk bertarung di Leg 2 pada Jumat (14/9) yang melombakan 8 SS.
“Awalnya dari baut silinder head yang patah, kemudian berpengaruh pada kompresi yang bocor kemana-mana sehingga mobil kehilangan tenaga. Ini mesin baru dan diyakini tak bermasalah, karenanya tim tak bawa mesin cadangan. Beginilah reli mobil, banyak faktor yang saling terkait dan menentukan,” kata Ubang, panggilan pereli andalan Bosowa Fastron Rally Team (BFRT) itu.
Meski kecewa, Ubang mengaku cukup dewasa untuk mengambil sisi positif dari kegagalan ini berikut hal yang sama pada tiga seri sebelumnya di Portugal, Yunani, dan Jerman. Semuanya tak membuahkan poin dengan sebab yang berbeda.
“Setiap peristiwa ada hikmahnya dan pembelajaran tersendiri. Insya Allah itu justru jadi proses pematangan diri. Saya percaya pengalaman adalah guru terbaik. Itu bukan sekadar slogan,” tambahnya.
Dari aspek berbeda, kerusakan mesin R5 di Australia menjadi pengalaman penting buat M-Sport sebagai pihak yang membangunnya jadi mobil reli. Mereka punya kasus penting sekaligus pekerjaan rumah besar untuk mempersiapkan pacuan musim depan.
Pasalnya, regulasi FIA mensyaratkan semua kontestan WRC2 2014 akan mengggunakan mobil kelas R5. M-Sport pun akan menjadikan insiden ini sebagai bahan untuk meriset kejadian di Rally Australia dan membangun kekuatan baru. Dari segi waktu, ini keunggulan tersendiri karena pabrikan lain baru akan turun lintasan pacuan R5 mereka di tahun 2014.
Ubang sendiri masih punya dua seri lomba WRC2 musim 2013 di depan, masing-masing Spanyol dan Inggris. Ia optimis bisa mengukir poin perdana Indonesia di kancah WRC2. (otosport.co.id)