OMR Honda Jazz, Ah, Ini Sih One Make Tire

billy - Sabtu, 27 April 2013 | 08:39 WIB

(billy - )


One Make Race Honda Jazz bertajuk Honda Jazz Speed Challenge yang berlangsung pada event Indonesian Series of Motorsport (ISOM) seri 1 (21/4) di Sirkuit Sentul ibarat balap dengan satu ban pendukung. Hampir semua peserta menggunakan GT Radial Champiro SX2 sebagai andalan. Apa sebab?

ANTARA PERFORMA DAN KETERSEDIAAN
Karet bundar penjejak aspal yang diandalkan memang didasarkan beberapa aspek. Bagi tim yang mendapatkan sokongan langsung dari GT Radial seperti Honda Bandung Center Oto Racing Team dan Bintang Sobo GT Radial Racing Team sudah jelas akan mengandalkan Champiro SX2.

Uniknya, mobil dari tim yang tidak didukung pabrikan ban tertentu pun ikut menggunakan Champiro SX2. Seperti Haridarma Manopo yang berhasil mendapuk podium pertama. Padahal tahun lalu, Hari, sapaan karibnya urung tampil full seri. “Kebetulan, saya dapat settingan dari mekanik yang sama dengan Aldo (Renaldo Koesoemo, red) tahun lalu. Tahun lalu juga pakai ban ini, jadi pas sama setting suspensinya,” beber Hari yang sumringah bisa langsung melejit di depan meski start kedua.

Sunny yang kurang bagus saat start dari pole position pun mengaku puas. “Beda banget dengan ban yang saya pakai tahun lalu (beda pabrikan, red). Performanya stabil dan awet. Ban ini saya pakai sejak latihan Jumat dan masih bagus sampai sekarang,” girang peraih podium kedua ini.

Meski tanpa dukungan pabrikan, diakui Dalvin Kartawidjaja dari tim BSGTRRT kalau Champiro merupakan pilihan logis. “Dari performa memang bagus. Kalaupun dulu ada yang pakai Bridgestone, saat ini sudah tidak ada lagi di pasaran,” ujar pria yang juga pemilik gerai pelek dan ban CK di Kedoya Jakbar ini.

Pihak GT Radial pun sumringah. “Saat ini, kami sedikit mengembangkan Champiro SX2. Sidewall dibuat lebih kaku karena Sentul sekarang tikungannya bisa lebih kencang,” ungkap Arijanto Notorahadjo, general manager marketing PT Gajah Tunggal Tbk.

Uniknya, meski diwarnai keseragaman pemakaian ban, mencuat juga polemik mengenai regulasi untuk pelek. “Regulasi menentukan berat minimum pelek 5 kg. Jadi hanya bisa pakai pelek Taiwan. Saya meragukan sisi safetynya,” tukas Wie Wie Rianto, tuner tim BSGTRRT. Apakah perlu tinjauan ulang pada regulasi?. (otosport.co.id)