Trek yang licin pada pembukaan SS pertama, juga sangat menentukan performa tiap pereli. Lantaran beberapa pereli papan atas salah dalam mengambil jalur. Sehingga mereka malah terguling keluar lintasan. Beruntung Subhan Aksa yang baru tahun ini menggunakan mobil dengan kemudi di sebelah kiri, sudah mulai lihai melakukan refleks di mobil tersebut.
“Alhamdulillah sejauh ini lancar, namun tetap butuh perjuangan keras untuk sekedar sampai di garis finish. Treknya sangat licin, sempit, dan rawan kecelakaan. Di SS1 belum dapat feeling sama sekali dan tidak terlalu injak pedal gas. Sejak SS2 baru mulai berani naik sedikit mengembangkan speed. Secara keseluruhan masih dalam taraf belajar dengan karakter mobil. Saya beruntung punya pasangan sekelas Nicola Arena,” tutur Ubang (sapaan akrabnya).
Peran Arena dalam meningkatkan kepercayaan diri Ubang pun diakuinya sebagai salah satu penentu. Mengingat Arena tidak mau memaksakan untuk memperbaiki performa Ubang jika reflek pada mobil belum benar-benar bagus.
“Sekarang ini saya hanya memberi arahan bagaimana agar Subhan mampu menjaga mobil tetap di jalurnya, tak perlu kencang sekali namun juga tentu tak boleh pelan. Untuk masuk tikungan, saya sarankan ia agar jangan ambil jalur terlalu dalam karena bisa terjebak. Tapi semuanya kembali pada Ubang karena feeling-nya sendiri di balik kemudi. Begitu ia dapat feeling dan refleknya membaik, saya yakin ia mampu melesat lebih cepat lagi,” papar Arena. (otosport.co.id)