Akibatnya, belasan mobil langsung mengalami overheating (sangat panas) pada sistem pengereman mobilnya. Sejumlah pereli, baik di kelas WRC maupun Production WRC (PWRC), sempat tersendat di dua SS hanya karena masalah rem. Termasuk Subhan Aksa yang menjadi kontestan regular di ajang kejuaraan dunia PWRC.
“Kinerja rem benar-benar disiksa di dua SS awal. Kami sudah alami sejak SS1. Sadar akan resikonya, kami mulai membatasi kerja rem pada SS2 dengan lebih mengandalkan engine brake. Itu lumayan menolong. Menurut perkiraan tim teknis, panasnya rem sudah mencapai 500 derajat celcius,” ujar punggawa Bosowa Rally Team itu.
Meski hanya mampu menempati di urutan 5 di 3 SS awal, namun performa pereli yang akrab disapa dengan Ubang itu terus meningkat di SS selanjutnya. Bahkan ia mampu mengakhiri leg pertama dengan menempati urutan keempat di klasemen pencetak lap tercepat sementara di WRC Jerman.
“Sejauh ini aman-aman saja. Kami puas dengan posisi sementara meski punya problem rem dan power steering di awal, bahkan juga ada indikasi kerusakan pada turbo di SS6 sehingga melambat pada 5 km terakhir sebelum finish. Itu pengalaman dan pelajaran mengesankan buat kami karena pertama turun di lintasan aspal,” tutur Subhan usai menjalani leg pertama sepanjang Jumat (24/8).
Tapi hal yang paling menggembirakan adalah karena ia jeli memilih hard tyre (ban berkompon keras) yang cocok dengan kondisi lintasan kering sementara para rivalnya memilih tipe ban lembut. “Kemarin prediksi cuaca kemungkinan besar hujan. Namun, pagi sebelum start kami putuskan pakai hard tyre dengan perkiraan hujannya tak akan lama. Ternyata benar dan bahkan tidak turun hujan sama sekali,” tambahnya.
Pencapaian bagus pun diraihnya ketika mengakhiri SS6 dan finish di urutan ketiga. Meski belum bisa memenangi SS, tapi hasil ini sudah cukup membuat posisinya meningkat di klasemen waktu tercepat. (otosport.co.id)