Sebastien Loeb yang merupakan juara dunia World Rally Championship (WRC) tak terkalahkan sejak tahun 2004, menargetkan menang di Reli Argentina (26-29/4) mendatang, sebagai "obat sakit hati" setelah gagal finish di Reli Portugal. Tentunya alasan ini cukup masuk akal, mengingat ia tidak kalah bukan karena performa mobil dan skillnya, melainkan mengalami insiden kecelakaan.
"Setelah mengalami kekecewaan di Portugal, kini saya berniat kembali ke jalan sebagai pemenang. Apalagi pencapaianku di Reli Argentina tak terkalahkan sejak tahun 2005," tegas Loeb. Meski demikian, Loeb mengatakan bahwa reli akhir pekan ini takkan mudah. Loeb harus tetap berkonsentrasi terutama di kualifikasi agar bisa memilih posisi start yang diinginkannya.
"Memperebutkan hak untuk memilih posisi start adalah hal yang membuat sakit kepala. Tapi hal ini penting terutama di Argentina karena pada hari pertama memiliki special stage (SS) yang cukup panjang yakni 200 km. Posisi start akan sangat berpengaruh! Jika kondisi hujan kami harus start pertama untuk menghindari lumpur yang berantakan, namun jika keadaan kering, kami akan memilih start dari urutan 15 (karena kondisi trek gravel pasti lebih bersih," cerita Loeb berstrategi.
Sang navigator Daniel Elena juga mengingatkan betapa ganasnya trek gravel di Argentina. "Trek Reli Argentina sangat bervariasi dengan batu-batu kerikil yang cukup besar dan sulit diprediksi. Tidak akan ada pereli yang mampu tampil dengan performa di atas angin disini," yakin Elena.
Hmmm... Bakal seru nih! (otosport.co.id)
"Setelah mengalami kekecewaan di Portugal, kini saya berniat kembali ke jalan sebagai pemenang. Apalagi pencapaianku di Reli Argentina tak terkalahkan sejak tahun 2005," tegas Loeb. Meski demikian, Loeb mengatakan bahwa reli akhir pekan ini takkan mudah. Loeb harus tetap berkonsentrasi terutama di kualifikasi agar bisa memilih posisi start yang diinginkannya.
"Memperebutkan hak untuk memilih posisi start adalah hal yang membuat sakit kepala. Tapi hal ini penting terutama di Argentina karena pada hari pertama memiliki special stage (SS) yang cukup panjang yakni 200 km. Posisi start akan sangat berpengaruh! Jika kondisi hujan kami harus start pertama untuk menghindari lumpur yang berantakan, namun jika keadaan kering, kami akan memilih start dari urutan 15 (karena kondisi trek gravel pasti lebih bersih," cerita Loeb berstrategi.
Sang navigator Daniel Elena juga mengingatkan betapa ganasnya trek gravel di Argentina. "Trek Reli Argentina sangat bervariasi dengan batu-batu kerikil yang cukup besar dan sulit diprediksi. Tidak akan ada pereli yang mampu tampil dengan performa di atas angin disini," yakin Elena.
Hmmm... Bakal seru nih! (otosport.co.id)