Duet Honda Tiger, Modif Jelang Fighter Day Bro!

billy - Rabu, 24 Oktober 2012 | 15:24 WIB

(billy - )


Pesta biker street fighter ala Banyumasan sebentar lagi. Pesta dimana kaum street fighter Purwokerto, Jawa Tengah yang beken dengan street buntung bernama Minor Fighters (MF). Acaranya cuma kumpul-kumpul saja, ngobrol antar biker soal street fighter.

Tapi, buat menyambut acara itu, duo biker asal kota berlainan ini pilih konsep street buntung biar terlihat eksis di Fighter Day VI nanti.
“Ingin tampil sedikit gahar, makanya kelir dipilih merah agar terlihat seram,” buka Bimo Subiyakto, pemilik macan noceng berkelir hitam merah ini.

Yang satunya juga pengin pamer, tak heran kalau kuda besi asal Jakarta ini sedikit centil dengan pilihan kelir eye cacthing. “Hijau membuat motor lebih menonjol, tinggal memilih komponen pendukung seperti roda dan sokbreker yang sesuai konsep,” cuap Husin yang bekerja di salah satu bank ternama di Jakarta ini.

Asyiknya, dua-duanya menerapkan konsep sama. Yaitu, street buntung ala Banyumasan dengan buntut mini yang beken dikenalkan oleh Agus Djanuar. Doi, punggawa kaum MF. Bengkelnya pun sama alias digarap oleh Agus Djanuar dari XK Bike Design, Purwokerto.

"Ini konsep baru saya di tahun ini, tangki dipindahkan ke belakang. Ini merupakan antisipasi dari pengalaman dimana tangki sering rusak ketika jatuh. Jadi, lebih aman jika dipindah ke belakang,” jelas modifikator gaul disapa Agus DJ dan bisa ditelepon di HP 0816-692964.
SAMAKAN TEKNIK HANDLING
Modifikasi ala kaum MF memang unik. Selain sedikit urakan pada sisi tampilan yang senang dengan sasis buntung. Tentu saja pengendalian untuk membawa motornya juga lain dengan kuda besi biasa.

"Makanya saya anjurkan untuk memakai setang lebar. Sebab, modifikasi ini memiliki teknik sasis yang membuat motor flat dan bodi menunduk. Setang lebar mempermudah manuver dan bobot motor lebih seimbang,” papar Agus DJ yang memahami ilmu ini saat masih aktif di motocross.

Setang bergaya baplang ini bukan tanpa resiko. Sebab dengan lebar 80 cm berpotensi tersenggol motor lain saat menyalip, jelas lebih besar.

“Untuk itu tinggal penyesuaian pada ridernya saja. Dengan memperbanyak riding dan turing akan lebih cepat menyesuaikan diri. Sudut setangnya pun bisa menyesuaikan secara personal dengan memilih jenis raiser yang sesuai dengan postur tubuh,” jelas ayah dari Kalika Elvareta ini.

PERKOKOH KAKI-KAKI
Komponen kaki-kaki yang aduhai menjadi penunjang tampilan sekaligus pendukung. Seperti Tiger milik Husin yang pede dengan pelek set belakang Yamaha TZR 125. Lengkap mulai roda, perangkat deselerasi hingga swing arm.

"Untuk dudukan monosok baru, saya buat sendiri. Dudukan atas nempel pada tulang belakang centre back bone. Untuk dudukan bawah sesuai konstruksi TZR 125,” cuap Agus DJ yang beralamat di Jl. Pasir Muncang, Purwokerto ini.

Komponen ajrutan depan memakai comotan motor serupa dengan kaki-kaki belakang. Sedangkan untuk kuda besi milik Bimo yang berkelir merah ini memakai komponen campur aduk. Contohnya pelek set GSX-R600 depan belakang. Untuk bagian kenyamanan alias sok, kombinasi sok depan Yamaha Byson dan sok belakang GSX-R600 dirasa ideal buat tampilan juga berkendara!  (motorplus-online.com)