Boyo
Binter Merzy, Detail Yang Tak Kenal Kompromi
Boyo
Binter Merzy, Detail Yang Tak Kenal Kompromi
Terus terang, redaksi sangat enjoy menulis modifikasi Binter Merzy karya Tom Saksono asal Psycocustom, Bekasi ini. Ia terbilang builder muda punya prinsip detail adalah standar customized yang nggak boleh ditawar-tawar.
Tom nggak kompromi di sisi detail. Seperti ketika Tom menggarap choppers dari Yamaha Scorpio ala Skandinavian dengan detail mendekati kesempurnaan. Hasilnya, dapat predikat The Best Custom kelas non matic di ajang Cuztomatic Bandung baru lalu.
Sekarang dari modal mesin lawas Binter Merzy 1980 milik pasutri Budi Aji dan Tita Dara. Ada beberapa keunggulan yang layak jadi inpirasi. Bermula dari sebuah beberapa pertimbangan. Pertama, ergonomi rider, ia mengaku benar-benar mengukur postur pemilik dengan modifikasi yang bakal digarapnya.
Pertimbangan kedua, hardtail yang menghindari lelaku bolt on. Rigidnya dipilih beda dengan garapan Skandinavian pada Scorpio. Ini kali karakter board track cukup kental, motor dibuat padat dengan back bone yang tidak meninggi. Rata seperti gaya-gaya pro street klasik dan pada mendekati gaya New Yorker.
“Dari situ sentuhan traditional chop enggak boleh ditinggalkan. Board track klasik pastinya bakal lebih nongol lagi jika suspensi depan pakai springer asli buatan Psycocustom,” buka builder yang cenderung pendiam ini. Dari sini, garis besar konsepnya sudah kentara.
Pilihan springer dan hardtail mengingatkan kita pada style chop 70-an seperti yang sering dilukis seniman dunia, David Mann. Tangki dibuat mungikuti back bone rata dan center bone rapat menunjukkan simplisitas desain motor ini. Mesin Merzy yang cenderung ‘mungil’ dibanding moge mengharuskan Tom berhati-hati dan enggak menyisakan ruang-ruang kosong yang tak perlu. Saat menyimak hasilnya, dia sangat sukses.
Sisi inilah yang dijagokan Tom. Dari awal pembangunan sasis hardtail, ia enggak polos memilih diameter pipa tubular yang sama. Beberapa bagian dibuat agak lebih besar hingga terkesan dinamis dan mirip motor-motor produksi pabrikan.
Beres itu, dudukan-dudukan pegangan tangki dan sissy bar untuk sepatbor belakang enggak cuma berdasarkan fungsi. Kaidah estetika juga diperhitungkan. Pegangan untuk tangki misalnya, dibuat serius dan jadi bagian dari keindahan modifikasi motor ini. Pegangan sepatbor belakang sebagai sissy bar juga didesain serius hingga menciptakan kesan tersendiri, lewat lekukan halus dikrom.
“Detail-detail dipilih dominasi bahan kuningan untuk aksentuasi,” jelasnya lagi. Lihat cara mereka medesain tutup tangki, bos-bos, footstep juga handgrip, semuanya dipilih bahan kuningan, sangat individual karena dibuat khusus untuk memperkuat karakter motor ini.
Sampai disini belum cukup. Pamungkas pengecatan, bukan kerja enteng yang menuntaskan hasil akhir. Tom yang juga berbakat sebagai painter tak ingin kerjanya setengah-setangah. Finishing di sisi ini memadukan teknik airbrush, free hand dan goldleaf dengan ketelitian tinggi.
Dominasi hijau dipadu lembaran emas. Gaya celtic menyerupai anyaman dan penuh bentukan simbol dipilih Tom untuk kelir ini kali. Any comment? (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : 80/90-21
Ban belakang : 160/60-17
Setang : Psycocustom
Tom nggak kompromi di sisi detail. Seperti ketika Tom menggarap choppers dari Yamaha Scorpio ala Skandinavian dengan detail mendekati kesempurnaan. Hasilnya, dapat predikat The Best Custom kelas non matic di ajang Cuztomatic Bandung baru lalu.
Sekarang dari modal mesin lawas Binter Merzy 1980 milik pasutri Budi Aji dan Tita Dara. Ada beberapa keunggulan yang layak jadi inpirasi. Bermula dari sebuah beberapa pertimbangan. Pertama, ergonomi rider, ia mengaku benar-benar mengukur postur pemilik dengan modifikasi yang bakal digarapnya.
Pertimbangan kedua, hardtail yang menghindari lelaku bolt on. Rigidnya dipilih beda dengan garapan Skandinavian pada Scorpio. Ini kali karakter board track cukup kental, motor dibuat padat dengan back bone yang tidak meninggi. Rata seperti gaya-gaya pro street klasik dan pada mendekati gaya New Yorker.
Boyo
Binter Merzy, Detail Yang Tak Kenal Kompromi
Pilihan springer dan hardtail mengingatkan kita pada style chop 70-an seperti yang sering dilukis seniman dunia, David Mann. Tangki dibuat mungikuti back bone rata dan center bone rapat menunjukkan simplisitas desain motor ini. Mesin Merzy yang cenderung ‘mungil’ dibanding moge mengharuskan Tom berhati-hati dan enggak menyisakan ruang-ruang kosong yang tak perlu. Saat menyimak hasilnya, dia sangat sukses.
Sisi inilah yang dijagokan Tom. Dari awal pembangunan sasis hardtail, ia enggak polos memilih diameter pipa tubular yang sama. Beberapa bagian dibuat agak lebih besar hingga terkesan dinamis dan mirip motor-motor produksi pabrikan.
Boyo
Binter Merzy, Detail Yang Tak Kenal Kompromi
Sampai disini belum cukup. Pamungkas pengecatan, bukan kerja enteng yang menuntaskan hasil akhir. Tom yang juga berbakat sebagai painter tak ingin kerjanya setengah-setangah. Finishing di sisi ini memadukan teknik airbrush, free hand dan goldleaf dengan ketelitian tinggi.
Dominasi hijau dipadu lembaran emas. Gaya celtic menyerupai anyaman dan penuh bentukan simbol dipilih Tom untuk kelir ini kali. Any comment? (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : 80/90-21
Ban belakang : 160/60-17
Setang : Psycocustom