Honda New Blade 110R, Ajian Jurus Kodok

billy - Kamis, 12 April 2012 | 10:03 WIB

(billy - )


Honda New Blade 110R 2012 milik tim grasstrack MPS Honda Banten KYT IRC AHRS (MHBKIA) diracik Adli Yulizar Songa, tunner papan atas balap aspal. Songa, panggilan top Adli Yulizar Songa, pakai jurus kodok. Tarik nafas…jongkok…seep….lompat seperti katak. Wah, maaf bukan begitu maksudnya.

Jurus kodok yang dipakai Songa meracik rumus Blade road race diterapkan ke grasstrack yang balapan di tanah. Seperti kodok, kan yang doyan pindah tempat dari air ke tanah. Kodok pun pas di air mengandalkan teknik berenang, tapi pas di darat dia melompat. Huuups!

Sebenarnya ramuan Songa yang memang juga menggarap Blade di IndoPrix enggak berbeda jauh dengan Blade yang dipakai F. Chimon, grasstracker MHBKIA. Versi aspalnya lihat di halaman 11. Ada Honda Blade yang dipacu Owie Nurhuda di Indoprix dan HRC (Honda Racing Championship) juga racikan Songa. Secara hitungan, menurut Songa, hanya beda di rasio.

Durasi noken as klep in-out 275. “Bedanya juga di kompresi dan rasio girboks. Sisanya sama kayak Blade buat IndoPrix,” beber Songa yang bermarkas di Joglo, Tangerang.

 Durasi 275 derajat in-out, Spesial dari SE
Memang, patokan simpelnya kompresi tinggi dibutuhkan untuk torsi maksimum. Supaya putaran mesin ditransfer ke ban belakang sanggup menggigit tanah. Perbandingan kompresi yang biasa dirancang Songa untuk Blade balapan aspal 13 : 1. Sedangkan kompresi Blade yang dipakai Chimon juga 13 : 1.

“Ini belum terhitung tinggi karena masih pakai magnet standar. Kalau sudah pakai magnet racing, bisa dinaikkan lagi,” kata Songa yang asli Betawi itu.

Keuntungan menghasilkan torsi yang besar bukan cuma kompresi yang tinggi. Tapi, dapur pacu Blade yang dipakai di kelas bebek modifikasi 4-tak itu bisa jadi 129,4 cc. Blade yang dipakai untuk road race setingkat IP2 di IndoPrix mentok di 115 cc.

Selain kompresi yang lebih tinggi, perbandingan gigi diracik ulang. Rasio girboks Blade untuk balapan aspal gigi 2 18/29, 3 21/25 dan gigi 4 23/23. Sedangkan perbandingan gigi girboks di Blade yang dipakai Chimon, gigi 2 17/30, gigi 3 20/28, gigi 4 22/25.

Jadinya, rasio di Blade untuk grasstrack dibikin enteng dibanding Blade yang dipakai untuk road race. Putaran mesin berat supaya sanggup menggaruk tanah secara maksimal. “Gigi 1 tetap standar karena cuma buat start di awal aja,” urai Songa.

Hasilnya Blade yang dipakai F. Chimon terkencang di Kejurnas Grasstrack Region I, Seri I, Pangdeglang. Mendominasi jalannya balapan. Sayangnya, di moto 1 bebek 4-tak modifikasi senior, bearing noken-as hancur. Padahal, Blade yang dipacu Chimon sudah melesat sendirian tak terkejar.

Tapi, di moto 2 Chimon sukses kembali meninggalkan pembalap lain sejak lap pertama sampai akhir. “Itu kesalahan waktu pemasangan. Bearing noken as harus dikencangkan pakai kunci momen. Kalau kelebihan torsi, bearing gak bakal tahan,” ujar Songa berapi-api.

Jangan lupa knalpot juga salah satu bagian pendukung Blade Chimon. “Baru dipakai pas seri 1 kemarin kejurnas di Pandeglang,” tutup Chimon yang asli dari Bandung.   (motorplus-online.com)

 DATA MODIFIKASI
Ban belakang : IRC 70/90-19
Ban depan : IRC 90/100-16
Knalpot : AHRS
Swing arm : KTM 250SXF
Sokbreker belakang : KYB