“Ha..ha..ha..ha.. Kok tahu aja sampai hasil dynotest? Prosesnya bertahap brother. Setelah pas racikannya, efeknya panjang, lho,” beber Ahmad Jayadi, pemilik tim HDDSNJ, yang bermarkas di Pondok Gede, Bekasi.
Benar tuh brother! Proses rangkaian kerja sekian banyak komponen di ruang bakar dipastikan berjalan mulus kalau sudah dapat ukuran sesuai. Tidak ada yang dipaksakan sehingga bisa bikin komponen cepat aus.
Proses awal, Adi kudu menemukan durasi kem yang tepat, agar tenaga yang dihasilkan mesin optimal. Setelah sekian lama mencatat dan mengevaluasi didapat durasi yang pas. Klep masuk di 280º. Klep buang bermain di angka 285º derajat. Tinggi overlapnya ketika klep isap-buang sama-sama membuka kembar, berada di 3,8mm. Efeknya tenaga bisa tetap keluar.
Profil kem yang bikin part pendukung cepat ganti karena proses kerja pelatuk dan spring ada loncatan. Misal, Di sini komponen pelatuk dan per bekerja dengan proses yang enggak stabil. Karena itu, komponen bakal jadi cepat ganti.
“Kalau sudah stabil, proses kerja mesin dan seting karbu jadi gampang. Kita bisa bermain ganti jarum atau cutway sesuai kebutuhan suplai ke ruang bakar,” ulas Adi yang disupport Castrol untuk pelumasan.
Ahmad Jayadi pernah jadi salah satu rider papan atas Indonesia. Adi pernah Sabet juara nasional sport tune-up 250 dan bebek 2-tak tune-up seeded. Setelah pensiun, putera asli Betawi ini bikin tim. Dia turun langsung menyeting motor pacuan pembalap-nya. Bahkan, pengecekan terakhir langsung dilakuan sendiri.
"Make sure aja. Supaya pembalap juga pede. Pembalap tim gue cukup mikirin gimana naik podium tertinggi," beber Adi yang bapak dua anak itu.
Adi menganggap mesin tetap bukan jadi faktor utama kalau pembalapnya sendiri enggak yakin tunggangannya sanggup meraih podium. "Terus, ada untungnya kalau sirkuit yang dipakai pernah juga saya jajal waktu masih balap. Setingan mesin dan teknik mengatasi sirkuit bisa diomongi ke pembalap," urai Adi. (motorplus-online.com)