Ciri Busi Sekarat, Kenali Dari Performa Mesin

billy - Kamis, 9 Juni 2011 | 06:18 WIB

Ciri Busi Sekarat, Kenali Dari Performa Mesin (billy - )

Salim/Otomotifnet
Ilustrasi. Ini pilihan businya, ada NGK dan Denso
Di buku perawatan berkala, busi ideal diganti setiap 3 kali servis rutin (9 bulan) atau setelah menempuh jarak 7.500 km buat motor standar. Tapi, kadang ada juga yang seenaknya. Selama masih layak pakai, tetap digas tidak peduli kualitas sudah menurun atau ada yang lemah.

Untuk itu harus tahu ciri-cairi busi mau mati alias sedang sekarat. “Dapat diketahui beberapa cara. Pada waktu mesin mau dihidupkan, mesin sedang berputar atau dilihat dari ciri fisik busi,” ujar Rendi Hidayat, kepala instruktur Hartomo Mechanical Training Center (HMTC) cabang Pekanbaru di Jl. Tanjung Batu, No.108, Pekanbaru.

Di motor standar, paling mudah dilacak bila mesin sulit hidup pertama kali. Bahkan di rpm tengah kadang mbrebet mesti setingan karbu sudah tepat. Tapi, begitu mesin digas abis, gejala mbrebet itu hilang. Itu tanda yang mudah dikenali.

Jika putaran mesin sering terjadi seperti itu, ada baiknya lakukan pengecekan kondisi busi. Apakah elektroda masih bagus, tidak ditimbuni kerak karbon atau ada bagian elektroda busi yang terkikis akibat sering kepanasan.

Makanya untuk jaga kualitas api busi tetap baik, jangan biasakan mengabaikan waktu ganti busi. Kemudian pastikan kualitas bensin, setingan karburator tepat juga lakukan penggantian busa filter udara agar hasil pembakaran busi tetap bagus. Dan yang tidak kalah penting lagi dari perawatan busi, pastikan tipe kode busi yang dipakai sudah sesuai dengan kondisi kendaraan dan lokasi tinggal.

“Maksudnya jangan pakai tipe busi terlalu dingin atau terlalu panas, jika suhu mesin tidak pas dengan kondisi iklim di sekitar,” wanti Rendi.   (motorplus-online.com)