Kelistrikan kendaraan memicu paling banyak kebakaran, sebab berhubungan dengan kabel-kabel. "Tidak bisa sembarangan dengan kabel. Kalau memang mau ‘numpangin' antarkabel harus ada aturannya. Hitung dulu beban kabel yang akan ditumpangi, apakah terlalu berat atau tidak. Hitung pula kabel yang menumpangi," jelas Iwan Abdurahman, Section Head Technical PT Toyota Astra Motor, APM mobil Toyota.
Sayangnya begitu banyak aksesori yang berada dipasaran bersumber dari listrik. Pedagang atau toko biasanya kurang mau peduli dengan hal tersebut. Jadi kabel main jumper saja, padahal sangat berbahaya.
Salah satu trik aman jika ingin tetap pasang aksesori kelistrikan, yakni ‘bermain’ di kabel, terminal, sambungan dan fuse. Pilih kabel yang baik dan tak murahan. Kemudian, dalam setiap penyambungan usahakan menggunakan terminal, sehingga arus yang mengalir dapat lancar. Seandainya enggan menggunakan terminal, sambungan antar kabel harus disolder, jangan hanya dililit pakai selotip saja.
Penggunaan solder memungkinkan arus tidak ada yang loncat dan terhambat. Sehingga kabel selalu dalam keadaan dingin dan arus mengalir lancar. Lain cerita dengan lilitan selotip. "Sambungan kabel yang hanya dililit selotip sangat tidak aman. Bisa menghasilkan panas yang berlebih dan arus kerap loncat," tambah pria asli Sunda itu.
Lalu, pastikan juga setiap pemasangan aksesori kelistrikan menggunakan fuse sebagai pengamannya. Harus dihitung benar fuse yang dipakai. Sebab jika kelebihan (Ampere), sifat pengaman jadi hilang. Pilih sekring juga harus benar, hindari model tabung, karena biasanya di ‘pantat'nya, tidak sempurna. Hasilnya akan terjadi panas di fuse dan kabel.
Selain itu, hati-hati juga terhadap penggunaan charger mobil untuk gadget. Pilih yang asli, sebab jika menggunakan non-orisinal, biasanya memiliki arus dan penampang yang lebih besar. "Jadi, akan cepat panas. Ditambah juga kabel yang ada di belakang rumah lighter. Kalau sudah panas, kabel dibelakang itu bisa leleh dan bisa membakar dasbor," ungkap Iwan.
Satu hal lagi, jika sudah selesai digunakan sebaiknya charger di lepas dari lighter, jangan dibiarkan saja. Sebab dengan demikian, lighter akan terus bekerja yang mengakibatkan panas. (mobil.otomotifnet.com)
Sayangnya begitu banyak aksesori yang berada dipasaran bersumber dari listrik. Pedagang atau toko biasanya kurang mau peduli dengan hal tersebut. Jadi kabel main jumper saja, padahal sangat berbahaya.
Penggunaan solder memungkinkan arus tidak ada yang loncat dan terhambat. Sehingga kabel selalu dalam keadaan dingin dan arus mengalir lancar. Lain cerita dengan lilitan selotip. "Sambungan kabel yang hanya dililit selotip sangat tidak aman. Bisa menghasilkan panas yang berlebih dan arus kerap loncat," tambah pria asli Sunda itu.
Lalu, pastikan juga setiap pemasangan aksesori kelistrikan menggunakan fuse sebagai pengamannya. Harus dihitung benar fuse yang dipakai. Sebab jika kelebihan (Ampere), sifat pengaman jadi hilang. Pilih sekring juga harus benar, hindari model tabung, karena biasanya di ‘pantat'nya, tidak sempurna. Hasilnya akan terjadi panas di fuse dan kabel.
Selain itu, hati-hati juga terhadap penggunaan charger mobil untuk gadget. Pilih yang asli, sebab jika menggunakan non-orisinal, biasanya memiliki arus dan penampang yang lebih besar. "Jadi, akan cepat panas. Ditambah juga kabel yang ada di belakang rumah lighter. Kalau sudah panas, kabel dibelakang itu bisa leleh dan bisa membakar dasbor," ungkap Iwan.
Satu hal lagi, jika sudah selesai digunakan sebaiknya charger di lepas dari lighter, jangan dibiarkan saja. Sebab dengan demikian, lighter akan terus bekerja yang mengakibatkan panas. (mobil.otomotifnet.com)