Substitusi Peranti Asli Pelek dan Ban, Mal-Fungsi Jika Di Kebiri

billy - Rabu, 3 Agustus 2011 | 08:05 WIB

(billy - )

 
JAKARTA - Sebelum membuat kendaraan tentu segala sesuatunya telah diperhitungkan masak-masak oleh pihak pabrikan. Berbagai tes dan uji coba ketahan, kenyamanan sampai keselamatan dilakukan. Tetapi sayangnya masih banyak yang merasa belum puas dan mengganti peranti standar dengan produk aftermarket. Alasannya agar tampil beda atau sekadar ingin gaya.

"Padahal ada efeknya, pengendalian dan kenyamanan dapat berubah menjadi baik atau lebih buruk (mal-function). Jika salah memilih part pengganti akan berdampak pada keselamatan juga nantinya,” ungkap Scott Lewin, executive manager Driver Education Royal Automobile Club of Queensland (RACQ) di sela-sela acara pelatihan safety driving IMI di Taman Mini Indonesia Indah, Jaktim.

 Bantingan lebih keras bisa mempercepat kerusakan komponen
Pelek dan Ban
Paling banyak dilakukan adalah mengganti pelek dan ban bawaan pabrik dengan ukuran yang lebih besar. Secara tampilan mobil memang terlihat lebih bagus, tetapi secara fungsi mengalami perubahan. “Paling kentara bantingan mobil jadi lebih keras jika pakai ban tipis,” jelas Iwan Abdurahman, section head technical training section PT Toyota Astra Motor (TAM).

Jika diameter roda jadi lebih besar dari standar, jarum spidometer akan terlihat lebih lambat dibanding kecepatan sebenarnya.  Sebaliknya jika diameter roda lebih kecil dari standar spidometer akan terlihat lebih cepat dari kecepatan sebenarnya. “Ubahan yang disarankan dalam menaikan atau menurunkan ukuran tidak lebih dari 1 inci dari diameter roda,” tambah Iwan.

Hal ini juga akan berpengaruh pada odometer yang bisa menyebabkan kesalahan dalam jangka waktu melakukan perawatan mobil. Seharusnya sudah waktunya tetapi tidak dilakukan, efeknya bisa celaka. Selain itu roda yang berat bisa menyebabkan jarak pengereman semakin jauh.    (mobil.otomotifnet.com)