|
OTOMOTIFNET - Para pelaku industri otomotif, khususnya mobil, di Palembang, Sumatra Selatan kini kembali optimis. Setelah tahun 2009 lalu mencapai 10.187 unit. Bila dirata-rata penjualan mobil per bulan berada di angka 849 unit. Sementara ini dalam tiga bulan pertama 2010 (Januari-Maret) rata-rata mobil baru terjual sebanyak 1.121 unit. “Lonjakannya sekitar 32,1% dari tahun lalu,” sebut Yagimin, branch manager Auto2000, Palembang.
3 JAM 55 SPK
Menurut lelaki yang berkantor di Jalan Veteran, Palembang ini, indikasi adanya lonjakan terlihat dari awal tahun ini. Bila Januari 2009 lalu total mobil yang terjual semua merek hanya 940 unit, bulan Januari 2010 menyentuh 1.106 unit. Angka itu terus naik hingga total periode triwulan pertama 2010 ini mencapai 3.364 unit.
“Ini karena harga komoditas pertanian, pertambangan dan perkebunan juga melonjak tajam. Masyarakat Sumatra Selatan, khususnya Palembang, memang sangat dipengaruhi kemampuan belinya dari harga komoditas,” sebut Yagimin.
Tak salah kiranya, bila Yagimin pun menggelar gathering untuk konsumen potensial yang rata-rata pemilik perkebunan kelapa sawit maupun karet. Hasil gathering dalam 3 jam, ia bisa menggaet 55 surat pemesanan kendaraan (SPK). “Kebanyakan masih Avanza dan Innova. Untuk Hilux sekitar 15 unit,” sebutnya.
Soal harga komoditas yang menjadi andalan, juga diamini Andry Ardilla, sales manager PT Nusa Sarana Citra Bakti, dealer Suzuki mobil di Palembang. Ia bilang, ketika tahun 2008 lalu harga kelapa sawit, karet dan hasil bumi utama lain menurun, penjualan mobil tak menggembirakan. Tetapi, “Sekarang mulai naik lagi. Memang lebih banyak pikap yang terjual di Suzuki, sekitar 75% dari total penjualan kami,” sebut Andry.
Meski begitu, kini ia mengakui kalau mulai banyak konsumen Suzuki yang juga mengincar mobil non-niaga. “Misalnya Grand Vitara, Splash dan SX4 sekarang juga disukai pelanggan,” sebutnya yang mengaku masih kebanjiran inden untuk jenis pikap Carry.
75% total penjualan diraih Suzuki untuk model pikapnya |
SEA GAMES 2011
Selain komoditas, banyaknya gebrakan yang dilakukan pemerintah daerah Sumatra Selatan, juga memberi angin segar bagi pelaku otomotif di Palembang. Kata Yagimin, Palembang merupakan salah satu pasar yang berkembang lantaran distimuli adanya sejumlah kegiatan berskala nasional dan internasional. “Seperti PON (Pekan Olah Raga Nasional) dan SEA Games 2011,” tutur lelaki yang besar di Medan Sumatra Utara ini.
Gelaran-gelaran itu punya efek domino pada pasar mobil baru. Pasalnya untuk menjadi tuan rumah hajatan besar itu, pemerintah daerah Sumatra Selatan kini sedang mengebut pembangunan infrastruktur. Seperti dicetuskan Eddy Santana Putra, walikota Palembang dalam acara penutupan Kompas Gramedia Fair Palembang awal Mei lalu. Untuk mengadakan SEA Games, pihaknya sedang membangun sarana penunjang seperti gedung olahraga dan hotel-hotel.
Namun, pembangunan ini tentunya bersifat sementara. Setelah semua terealisasi, efek dominonya tak lagi dirasakan. Lain halnya dengan komoditas perkebunan atau pertambangan yang terbilang masih berlimpah.
Misalnya batu bara yang menurut pengprov Sumsel di kawasan Kabupaten Muaraenim dan Lahat punya cadangan 22,24 miliar ton atau 48% dari total cadangan batubara nasional. Alhasil, bila terjadi gejolak harga pada komoditas alam, efeknya bisa langsung dirasakan, seperti tahun 2008 lalu.
Penulis/Foto: Riz / Reza, Johan