Yufutsu - Mengemudi yang hemat tak cuma menjadi milik kendaraan pribadi. Justru, jauh lebih penting kendaraan komersial, seperti angkutan logistik. Dengan mengaplikasi teknik mengemudi yang hemat bahan bakar, tentu sangat menguntungkan. Begitu Ohashi, Custumor Solution Dept. Manager Isuzu Motors Ltd menyampaikan di depan peserta acara "Isuzu Eco Safety Drive & Seminar (10-12/10) yang mayoritas adalah pengusaha logistik di Indonesia.
"Pengeluaran perusahan angkutan paling besar adalah konsumsi bahan bakar yang mencapai 72,4 persen, itu termasuk oli. Perawatan berkala hanya 16,4 persen, lalu penggunaan ban dan aki 11,2 persen," urai Ohashi.
Selain itu, masalah emisi gas buang juga menjadi isu penting. Di Jepang, lanjutnya, pemerintah sampai mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan perusahaan menurunkan emisi 1 persen tiap tahunnya.
Ohashi juga menjelaskan data dari GIO National Institute for Environmental Studies 2009 yang menunjukkan kontribusi emisi CO2 pada kendaraan bermotor mencapai nomor dua di Jepang. "20,1 persen, hanya lebih rendah dari emisi sektor industri yang mencapai 33,9 persen," jelasnya.
Di sektor kendaraan bermotor, emisi terbesar disumbang personal use car atau mobil pribadi yang mencapai 50,2 persen. Truk ada di posisi kedua, truk untuk keperluan bisnis emisi CO2 nya mencapai 17 persen, sedang truk untuk penggunaan pribadi mencapai 17,1 persen. Kendaraan umum seperti bus dan taksi tidak terlalu besar, keduanya masing-masing tak lebih dari 2 persen.
"Pada dasarnya ada tiga hal yang mempengaruhi efisiensi berkendara. Yaitu kendaraannya sendiri, model, mesin, dan juga hambatan udaranya. Faktor penentu lainnya, di antaranya ditentukan oleh kondisi berkendara, seberapa banyak muatannya serta jalannya macet atau tidak," jelas Ohashi.
"Dan yang ketiga adalah driving operation. Dengan seminar ini, diharapkan bisa mengetahui cara berkendara yang ekonomis," lanjutnya. Dalam presentasinya, Ohashi menjelaskan bahwa kebiasaan menginjak gas terlalu dalam, tidak tepat menggunakan gigi transmisi juga jarang memakai engine brake bisa membuat bahan bakar lebih boros dan umur komponen makin pendek.
Truk Isuzu Giga bertenaga 380 PS dengan transmisi manual 7 kecepatan disediakan dalam event ini untuk uji coba. Pertama dilakukan pengujian tanpa instruksi apapun. Buka gas, waktu pindah gigi dan pengereman dilakukan sesuai kebiasaan para peserta seminar ini. Di sesi kedua, semua sesuai instruksi, hasilnya penghematan bahan bakar sangat signifikan.
"Yang terpenting adalah pindah gigi di rpm yang tidak terlalu tinggi, maksimalkan penggunaan pilihan gigi paling tinggi agar engine speed tetap rendah meski mobil melaju kencang, berkendara dengan kecepatan konstan dan efisien menggunakan engine brake," tutup Ohashi.
Prinsip yang sama dengan eco driving untuk mobil pribadi ya.. (mobil.otomotifnet.com)