Tapi di satu sisi, Valentino Rossi menilai bahwa terlalu sempurnanya peran sistem komputerisasi pada performa mesin, membuat balapan jadi tidak seru lagi untuk ditonton. Pasalnya dengan sistem yang terlalu sempurna seperti itu, kesalahan yang dilakukan pembalap, terkoreksi secara sendirinya sehingga motor tetap sempurna di racing line.
“Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, motor di MotoGP sudah sangat sempurna. Akhirnya jadi sulit untuk bertarung dengan pembalap lain atau menyusul karena sistem komputerisasi mengambil peran sangat besar. Ya memang ini bagus untuk perkembangan teknologi, tapi untuk membuat balapan jadi menarik, saya rasa bukan itu jawabannya,” ujar Rossi.
“Untuk sisi safety memang bakal cukup bagus. Tapi sekarang jika motor sudah di setting untuk tampil optimal dalam trek berkarakter cepat, akan sulit untuk memaksimalkan kinerja mesin lebih dari 100 persen. Lantaran semuanya sudah di setting untuk tampil hanya hingga 100 persen saja. Ada baiknya sistem komputerisasi tidak terlalu dominan, agar pertarungan antar pembalap bisa lebih seru,” bebernya.
Analisis yang diberikan Rossi memang cukup benar. Sebab sekarang tiap tim benar-benar sudah mengukur kemampuan jarak tempuh tiap mesin yang mereka gunakan. Artinya untuk menggunakan performa motor lebih dari yang di setting di komputer dengan konsekuensi penggunaan mesin tambahan di akhir musim, takkan terjadi lagi.
Ya meski harus menanggung denda start dari grid paling belakang atau start dari pit lane kalau memang jatah pakai mesin harus nambah 1 lagi, tapi jika sudah mengamankan titel juara dunia, rasanya tidak mengapa. (otosport.co.id)