Alonso, Balapan di F1 Antara Phobia dan Maniak

Bagja - Senin, 15 Juli 2013 | 13:19 WIB

(Bagja - )


Terakhir kali balapan mobil di Formula 1 menelan korban jiwa adalah ketika Ayrton Senna dan Roland Ratzenberger meninggal dalam 1 penyelenggaraan event balap, yaitu di F1 Imola, Italia tahun 1994. Ratzenberger meninggal pada sesi kualifikasi kemudian disusul oleh Senna yang meninggal pada sesi balapan.

Kematian kedua pembalap inilah yang menjadi dunia kelam bagi ajang balap Formula 1, yang terkadang menjadi ketakutan dan phobia tersendiri bagi pembalap setelahnya. Tidak terkecuali bagi Fernando Alonso yang mengalami insiden mengerikan di F1 Belgia tahun 2012 lalu.

Ketika itu mobil Romain Grosjean tiba-tiba melayang di depan helmnya dan nyaris menyenggol kepala pembalap asal Spanyol itu. Bahkan kondisi ini sempat membuat Alonso terdiam sebelum akhirnya keluar dari mobil tanpa mengalami cedera apapun.

“Ya kadang-kadang sangat menakutkan berada di dalam mobil Formula 1. Apalagi saat balapan pada kondisi trek basah, dimana semua kami akan kehilangan semua pandangan yang ada di depan. Itu adalah momen yang sangat kritis, apalagi ban juga tidak bisa menahan grip yang baik. Saat itulah anda akan merasa bahwa ini sangat bahaya,” jelas Alonso.

“Kejadian yang baru-baru ini dialami banyak pembalap adalah meletusnya ban di mobil mereka. Mungkin kalau kecepatannya sedang pelan, mobil masih bisa dikendalikan. Tapi jika kecepatan tinggi semuanya berubah jadi bahaya,” paparnya.

Tapi di satu sisi, Alonso juga seseorang yang maniak kecepatan. Baginya kecepatan adalah segalanya. “Tanpa kecepatan, akan sulit mengerti bagaimana performa mobil dalam sehari. Jadi saya juga sangat menyukai kecepatan.”

Kedua hal ini memang menjadi hal yang sangat bertolak belakang. Tapi ini adalah pilihan, sebab dalam kepuasan batin akan adrenalin, akan selalu ada resiko besar termasuk kehilangan nyawa. (otosport.co.id)