Kejuaraan nasional slalom sudah mengarah ke perbaikan-perbaikan. Musim kompetisi 2011 ini diberlakukan sistem bongkar girboks di scrutineering akhir. Hal ini untuk melihat ada tidaknya kecurangan di girboks, baik rasio final gear, dan rasio gigi itu sendiri.
Namun Taqwa Surya Swasono yang biasa menangani mobil balap memiliki ide demi memudahkan scrutineering akhir tersebut. "Bongkar girboks kan lumayan lama, kenapa tidak pakai cara yang lebih sederhana saja,” sebutnya. Pemilik bengkel Garden Speed di Cilandak, Jaksel ini memberitahu cara tersebut.
Angkat bagian depan mobil, lalu mobil running di tiap giginya. Setiap gigi tersebut running di 3 rpm berbeda untuk dijadikan pembanding. Lihat kecepatan yang dicapai pada rpm yang ditentukan.
Namun hal ini tak bisa begitu saja diaplikasi, karena panitia harus memiliki data yang valid dengan pengukuran mobil standar. "Bisa minta tolong ATPM yang ada. Setiap ATPM punya orang balapnya," tambahnya.
Sebagai contoh Toyota Yaris, dengan menggunakan gigi 1 dan ditahan di rpm 4.000 maka kecepatan yang bisa diraih 30 km/jam. Nah, bila ada mobil peserta pengguna Toyota Yaris dengan rpm sama yakni 4.000 rpm namun memiliki kecepatan di atas atau di bawah 30 km/jam berarti pada gigi tersebut sudah dimodifikasi.
"Jauh lebih sebentar pengetesan seperti ini, tapi panitia harus melengkapi datanya,” seru Taqwa yang juga meracik mobil slalom milik Martin. (otosport.co.id)
Namun Taqwa Surya Swasono yang biasa menangani mobil balap memiliki ide demi memudahkan scrutineering akhir tersebut. "Bongkar girboks kan lumayan lama, kenapa tidak pakai cara yang lebih sederhana saja,” sebutnya. Pemilik bengkel Garden Speed di Cilandak, Jaksel ini memberitahu cara tersebut.
Angkat bagian depan mobil, lalu mobil running di tiap giginya. Setiap gigi tersebut running di 3 rpm berbeda untuk dijadikan pembanding. Lihat kecepatan yang dicapai pada rpm yang ditentukan.
Namun hal ini tak bisa begitu saja diaplikasi, karena panitia harus memiliki data yang valid dengan pengukuran mobil standar. "Bisa minta tolong ATPM yang ada. Setiap ATPM punya orang balapnya," tambahnya.
Sebagai contoh Toyota Yaris, dengan menggunakan gigi 1 dan ditahan di rpm 4.000 maka kecepatan yang bisa diraih 30 km/jam. Nah, bila ada mobil peserta pengguna Toyota Yaris dengan rpm sama yakni 4.000 rpm namun memiliki kecepatan di atas atau di bawah 30 km/jam berarti pada gigi tersebut sudah dimodifikasi.
"Jauh lebih sebentar pengetesan seperti ini, tapi panitia harus melengkapi datanya,” seru Taqwa yang juga meracik mobil slalom milik Martin. (otosport.co.id)