Hal ini sama seperti tren pada industi mobil, dimana pabrikan berlomba menciptakan mesin berkapasitas mesin kecil dengan jumlah silinder yang dipangkas. Dari empat jadi tiga silinder. Tapi soal performa juga dikejar agar setara dengan mesin 4 silinder.
Soal performa, Yamaha juga sudah punya triknya. Teknologi crossplane crankshaft yang diaplikasi pada Yamaha YZR-M1 di MotoGP dan motor jalanan YZF-R1 akan digunakan juga. Crossplane crankshaft adalah konstruksi kruk as yang mengatur tata letak bergeraknya masing-masing piston dengan jeda tiap 90 derajat. Sedang mesin konvensional adalah pada 180 derajat tiap dua piston.
Pada Yamaha YZR-M1 di MotoGP, balancer ini terletak diantara crankshaft dan transmisi, selain mengurangi getaran juga berfungsi untuk membantu membalikkan rotasi atau pergerakan crankshaft.
Tapi pada Yamaha YZR-M1 di MotoGP dan motor jalanan YZF-R1 yang digunakan adalah mesin 4 silinder. Sedang mesin baru Yamaha ini tiga silinder, tidak ada banyak data yang dipaparkan. Apakah crossplane crankshaft-nya akan diatur tiap 120 derajat sesuai dengan jumlah silindernya yang hanya 3, atau memiliki desain mesin yang berbeda.
Jika naik turunnya piston diatur tiap 120 derajat maka akan sama seperti yang dipakai oleh mesin Triumph dan MV Agusta yang sudah lebih dulu. Kita tunggu saja, yang pasti mesin ini akan menjadi senjata buat moge-moge baru Yamaha di masa mendatang! (motorplus-online.com)