Setting Transfer Power Skutik Lewat Roller CVT

Editor - Senin, 2 Agustus 2010 | 09:46 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Meski mungil, jangan remehkan roller! Prinsipnya, peranti itu berfungsi sebagai pendorong variator face dalam sistem kerja CVT. Nah karena kerja roller berdasarkan gaya sentrifugal, maka berat roller sangat berpengaruh terhadap performa mesin.

Beratnya? Yups! Sejatinya prinsip kerja roller mirip gir belakang. Makin besar gir belakang, maka akselerasi akan meningkat diikuti penurunan di tenaga atas, begitupun sebaliknya.


.

Bentuk roller tersedia model persegi dan bulat

Nah bedanya, kalau gir ditentukan dari banyaknya jumlah mata gir, sedang roller dari jumlah bobot keseluruhan dari enam buah roller. Lebih dalam, Endi dari bengkel Seven Motor menjelaskan, ngeset roller harus sesuai torsi yang dihasilkan mesin.

“Bila power mesin meningkat, kebanyakan mekanik ikut mengganti roller dengan ukuran lebih berat. Padahal belum tentu!” tambahnya. Nah yang pas sesuaikan dengan torsi mesin, dari sana baru ketahuan berapa berat roller yang dibutuhkan.

Terlalu njelimet? Gini simpelnya! Power mesin yang meningkat, belum tentu diikuti torsi mesin yang ikut naik pula. Bila tenaga motor dinilai terlalu cepat mencapai puncak tanpa diimbangi power mesin yang sesuai di rpm tertentu, maka roller berbobot lebih berat bisa jadi solusi.

Alhasil, tenaga atas mesin pa­da rpm yang dimaksud akan terasa lebih bertenaga. Artinya, power mesin di bagian menengah gak terbuang percuma. Pun begitu sebaliknya! Roller lebih ringan dibutuhkan bila tenaga motor dirasa kurang responsif.


Bentuk roller juga mempengaruhi akselerasi dan deselerasi mesin


Makin presisi karena sudah tersedia ragam berat roller yang tingkat kenaikannya setengah gram

Lantas berapa perubahan roller yang ideal? Nah lagi-lagi Endi bilang, “Kalau yang itu setidaknya dipengaruhi tiga faktor; mesin, trek yang dilalui dan bobot rider sendiri.” Nah cara ngitungnya, berat satu roller dikali jumlah roller yang dipakai.

Contoh mesin Honda BeAT standar yang mau dibuat lebih bertenaga di kitiran tengahnya. Dengan bobot pengendara 60 kg, roller bawaan standar BeAT yang 11 gram bisa diganti 9 gram. Jadi kalau ditotal, roller awal BeAT yang 66 gram diganti lebih ringan jadi 54 gram.

Kesimpulannya, penurunan/kenaikan angka berat roller (satuan) sebanyak 2-3 gram masih aman untuk harian. “Kalau jalanannya berkarakter stop and go seperti Jakarta, rasanya penurunan angka tadi masih aman karena power bawah sekaligus atasnya masih dapet.

Begitu juga kalau butuh nafas lebih panjang dari karakter mesin standar “Silakan naikan berat roller 1-2 gram,” tutup Endi. Trus kalo butuh nafas buatan, gimana tuh Om? Hehe!

Penulis/Foto: Atenx / Atenk