Di kalangan modifikator atau spesialis pembuat proyektor pada batok lampu motor ini, ada dua jenis lampu proyektor yang kerap diaplikasi. Yakni copotan mobil atau disebut OEM (Original Equipment Manufacturer) dan produk aftermarket yang datang dari Taiwan dan Cina. Nah, kedua jenis ini memiliki konfigurasi dan fitur yang berbeda.
Double proyektor bi-xenon di Honda Vario ini masih bisa memfungsikan lampu dim (lampu jauh) - kiri. Proyektor OEM bisa di-custom seperti produk aftermarket - kanan
Yaitu, desain proyektor dan ukuran lensa produk OEM berbeda dengan aftermarket. “Selain itu, lampu proyektor OEM umumnya punya usia pakai lebih lama ketimbang produk aftermarket,” bilang Ricky Roland dari Yotoda Motor. Untuk proyektor OEM, umumnya mengandalkan copotan atau limbah mobil. Biasa eks-lampu Toyota Camry, Daihatsu Terios, Toyota Rush, Toyota Alphard, Honda New C-RV, Suzuki Grand Vitara, Mercedes-Benz, Suzuki Grand Vitara, Nissan X-Trail, Nissan Murrano atau Lexus RX330.
Dari sejumlah proyektor mobil tersebut bisa diaplikasi jadi single proyektor dan double proyektor di motor. “Untuk single proyektor berarti hanya pakai satu proyektor, sedangkan double berarti dua buah proyektor,” terang Albert alias Jungkiwenas yang memfokuskan diri sebagai spesialis lampu proyektor di Jln. Jelambar Selatan, No. 17, Jakbar.
Lalu, tidak semua proyektor copotan telah bi-xenon atau menganut sistem hi-low layaknya produk aftermarket. “Umumnya hanya mobil-mobil keluaran terbaru saja yang sudah bi-xenon. tapi jangan kuatir, proyektor mobil konvensional bisa diakali jadi bi-xenon alias bisa ngedim. Caranya menambahkan pelat solenoid sebagai relay mekanis lampu hi-low,” timpal Pak Wiet yang buka bengkel di Jln. Palmerah Barat, Jakbar.
Pilihan proyektor copotan mobil cukup beragam (kiri). Produk aftermarket didominasi dari Taiwan dan Cina (kanan)
Biar tampilan tambah keren, aksen angel eyes juga dapat diinstalasi di proyektor OEM. Yakni dengan memanfaatkan angel eyes kit. “Angel eyes kit tersedia dalam satuan panjang 3 cm hingga 21 cm, tinggal disesuaikan kebutuhan. Jenis bohlamnya pun beda, yakni pakai bohlam CCF (Cold Cathode Florescent) yang cukup awet dipakai,” ungkap Wira Sentosa dari Sacs Asia Jaya Motor di Jln. Pondok Gede Raya, Bekasi.
Sedangkan proyektor aftermarket, umumnya dijual sudah tinggal pasang dengan dilengkapi ballast untuk HID, kabel kit dan inverter buat lampu angel eyes.
“Varian dari proyektor dipisahkan atas beberapa generasi. Yakni Gen 1, Gen 2, Gen 3 dan langsung Gen 5. Gen 4 terbilang produk gagal dan jarang lagi beredar di pasaran,” urai Pak Wiet.
Pola pemasangan proyektor aftermarket lebih mudah ketimbang OEM. Hal ini berkat perbedaan fitting dibokong proyektor aftermarket yang telah menggunakan sistem ulir atau drat.
“Sehingga coakan batok lampu standar tidak perlu lebar-lebar dan drat tersebut cukup kuat memegang proyektor,” imbuh Pak Wiet lagi.(motorplus.otomotifnet.com)
Tabel Harga: |
Sacs Asia Jaya Motor |
Single proyektor OEM: Rp 1–1,5 juta Single proyektor Aftermarket (Bi-xenon): Rp 1,2–1,5 juta Single proyektor OEM (Bi-xenon): Rp 1,5–2 juta |
Jungkiwenas |
Single proyektor OEM (Bi-xenon): Rp 1,5–2 juta Single proyektor Aftermarket (Bi-xenon): Rp 1,2–1,5 juta Double proyektor (Bi-xenon) OEM: Rp 3,5 juta Double proyektor (Bi-xenon) Aftermarket: Rp 2,5 juta |
Pak Wiet |
Double proyektor (Bi-xenon, include HID, batok lampu) OEM: Rp 3–5 juta Single proyektor (Bi-xenon, include HID) Aftermarket: Rp 1,2–1,5 juta Double proyektor (Bi-xenon, include HID): Rp 1,5–2,1 juta |
Yotoda Motor |
Single proyektor (Bi-xenon, include HID) Aftermarket: Rp 1,2–2,5 juta Double proyektor (include HID) OEM: Rp 1,5–2,1 juta Double proyektor (Bi-xenon, include HID) OEM: Rp 3–4 juta |