Kejadian seperti ini sering menimpa truk
Service car ini dari Jakarta menuju Bali guna menghadiri hajatan balap Honda Racing Championship. Dikemudikan Galang dan Agit sebagai navigator alias kenek. Saat melintasi daerah itu, mereka dipepet dua pengendara yang menggunakan Honda Mega Pro dan Yamaha Jupiter tanpa dilengkapi pelat nomor.
Karena dipepet, “Kami tentu langsung mengurangi kecepatan. Saat kecepatan turun, mereka melompat ke truk dan memukul kaca jendela memaksa berhenti,” tegas Galang.
Sebetulnya bukan itu saja yang membuat mereka takut. Tapi, perampok ini mengacung-acungkan pistol. Setelah berhenti, mereka meminta uang sebesar Rp 600 ribu. Alasannya, untuk jasa kemitraan pengawalan selama melalui jalur itu. “Ini resmi. Ada stempelnya. Kami ormas yang bertugas mengamankan jalan,” kata pelaku ditirukan Galang.
Galang tidak bisa memutuskan sepihak. Dia pun lantas telepon Kuntoyo, pemilik tim Showa. “Saya sempat berbincang dengan perampok itu. Saya coba menawar Rp 150 ribu. Tapi, telepon langsung diputus saat coba telepon balik tapi tidak diangkat. Pasti ada yang tidak beres,” jelasnya.
Terbukti, mereka menguras semua uang bekal akomodasi balap dipegang Galang. Nilainya sebesar Rp 2 juta. Setelah itu, mereka langsung kabur. Galang lantas melaporkan kejadian nggak asyik itu di Pospol Purworejo. Dan menurut petugas jaga, mereka adalah korban yang kesepuluh yang melapor dalam minggu itu.
Di luar dugaan, hal serupa dialami service car tim Golden dari Subang di hari yang sama. Bedanya, tim ini beristirahat dan berhenti di bawah pohon. Lalu mobil diketuk 3 orang bersenjatakan clurit. Untung, tim ini berhasil menyembunyikan dompet dan uang. Sehingga yang berhasil dibawa kabur cuma Rp 200 ribu.
“Kemarin juga ada kejadian seperti tim balap Honda, hanya saja mereka mau mengadakan syuting di Bali dan dipaksa berhenti seseorang mengaku sebagai pihak kepolisian. Pelaku meminta uang keamanan kepada korban Rp 1,4 jutaan dengan dalih sebagai uang pengamanan sepanjang perjalanan Bangil-Pasuruan,” ucap AKP Indra Mardiana, S.H, SI.K, Kasat Reskrim Polres Pasuruan.
Menanggapi kejadian itu, AKP Indra menghimbaukan korban segera lapor ke pos polisi terdekat supaya diproses lebih lanjut. “Daerah Raci memang rawan dari tindak kriminal, dan kami selalu koordinasi dengan Polsek agar berupaya mengadakan patroli di daerah yang rawan tindak kejahatan. Bagi masyarakat segeralah melapor, sehingga kami bisa secepatnya olah TKP dan memproses tindak kejahatan itu,” tutur AKP Indra lagi.
Ia menambahkan korban jangan percaya kepada seseorang yang mendadak memberhentikan kendaraan. “Jika mengaku polisi segera minta tanda pengenal atau surat perintah dan jangan keburu ketakutan karena diberhentikan polisi. Di samping itu jangan mengeluarkan apapun kalau diminta pelaku sebelum melihat tanda pengenalnya, jika perlu catat identitasnya seperti kendaraan yang dipakai, ciri-ciri pelaku, maupun nomor polisi kendaraan itu juga perlu,” imbuh pria penyuka adventure ini.
Bagi pengguna roda dua khususnya, AKP Indra lebih menyarankan supaya mereka lebih waspada dengan lingkungan atau wilayah sepi yang dilalui. “Jangan pernah berhenti meskipun ban sedang bocor, karena takutnya itu sebagian trik dari mereka supaya anda berhenti. Selain itu segera mencari tempat keramaian, dan lakukan komunikasi untuk mencari bantuan dengan warga sekitar jika memang terjadi kejadian seperti di atas tadi.
“Sekadar pengetahuan, anggota setiap jam selalu mengadakan patroli di wilayah rawan tindak kejahatan,” jelas polisi yang punya selera humor ini.
Agus Siswanto supir truk yang MOTOR Plus temui kasih komentar. “Jika kebetulan melewati jalur itu, sebaiknya ditempuh dengan konvoi supaya saling jaga,” saran supir yang sering melakukan perjalanan Jakarta-Bali. (motorplus-online.com)