Busa Helm Penting, Untuk Kelancaran Darah

billy - Sabtu, 22 Oktober 2011 | 06:25 WIB

(billy - )


Busa pas mengempit pipi dengan nyaman
Ada catatan penting dalam kesehatan pengendara berkaitan dengan helm. Jangan pernah abaikan kondisi pelapis dalam helm. Baik itu kain, busa ataupun sterofoam-nya. Ini kunci dari tujuan helm itu untuk melindungi.

Seperti sudah disebut pada artikel kesehatan helm, kebersihan pelapis dalam amat penting. "Tapi, lebih penting, pelapis dalam harus pas dengan kepala. Harus bisa mengempit batok kepala hingga pipi dengan pas dan nyaman," tegas Henry Tejakusuma Marketing Director PT Tarakusuma Indah, produsen helm KYT dan INK.

Soal ukuran ini jadi sangat penting bagi kesehatan. Sebab, bila merasa nyaman sewaktu memakai helm, maka pengendar bisa lebih nyaman menghela kuda besi. Secara medis, bisa disebut, kenyamanan helm berkaitan dengan aliran darah ke otak dan ke mata.

 "Helm yang busanya terlalu sempit mengempit kepala hingga pipi membuat aliran darah di kepala jadi nggak lancar. Biasanya membuat pemakainya cepat pusing dan terasa pegal di leher. Mata pun jadi nggak bisa jelas memandang," ulas dr. Adrian Tio, yang biasa berurusan dengan pembalap.

Perlu juga diperhatikan bagi pengendara yang pakai kacamata. Baiknya memilih helm full-face yang punya alur untuk gagang kacamata. Sebab, gagang yang terjepit busa bisa menekan ke pelipis.

Akibatnya, nadi darah ke mata malah jadi terganggu. Tetapi bukan berarti helm dengan busa yang lebih longgar jadi lebih baik. Jelas salah total. Sebab, fungsi helm sebagai pelindung malah bisa hilang. Justru makin berbahaya jika terjadi benturan mendadak.

"Desian helm, mulai cangkang, sterofoam, hingga busanya disiapkan untuk meredam benturan. Jika tidak ngepas di kepala, malah membuat benturan ke kepala bertambah," tegas Endin, dari bagian teknik helm Cargloss AHRS.


Jika pakai kacamata, busa harus ada ruang di pelipis
Ditimpali Johannes Cokrodiharjo dari Asosiasi Industri Helm Indonesia (AIHI). Sangat berbahaya  memakai helm longgar di kepala pemakainya.

"Karena jika terjadi kecelakaan banyak meninggalkan ruang kosong di helm tersebut. Bahkan helm bisa terlepas dari kepala pengendara meskipun tali pengikat terpasang," jelas pria yang menjabat Dirketur Dinaheti Motor Industri, produsen helm NHK.

Menguji busa helm pas, bisa dirasakan. Pertama, pipi harus terasa tertekan busa. Dilanjutkan dengan menggoyangkan kepala ke kanan dan ke kiri. Helm harus tetap mengikuti arah gerakan kepala. Jika ada gerakan yang masih menggangu, ukuran helm masih kebesaran.

Mengukur beratnya, jika kepala bagian atas terasa tertekan, berarti bobot helm terlalu berat. Dan, jika pandangan ke depan dirasa berat dalam waktu 1 menit, berarti bagian ini memang masih dirasa terlalu sempit.  (www.motorplus-online.com)