Hampir mirip di Padang, Provinsi Gorontalo yang terletak di utara Sulawesi juga memiliki angkutan bermotor dengan sebutan Becak Motor. Kalau di Padang, boncengernya berada di sisi kiri pengendara alias sespan.
Sedangkan di provinsi pecahan Sulawesi Utara ini penumpang berada di depan. Mirip Helicak di Jakarta tempo dulu. Penumpang lebih jelas melihat pemandangan karena ada di posisi depan. Artinya, kalau apes tabrakan, ya penumpang duluan yang kena sosor!
Muslim Karim, pengendara Betor yang mangkal di Pasar Sentral, Gorontalo mengatakan sudah 6 tahun ini dia berusaha sebagai pengendara Betor. Ia menggunakan Honda Revo. “Jumlah Betor sekarang sudah ribuan. Di mana-mana ada angkutan ini,” katanya bersemangat.
Untuk jasa, Betor dipatok Rp 5.000. Harga itu untuk jarak dekat sekitar 1-2 kilometer. “Bisa masuk ke jalan utama,” pasti Muslim yang sehari bisa mengumpulkan uang sampai Rp 50 ribu.
Karena motor dianggap sebagai alat produksi, pihak dealer di sana pun berkreasi dengan menjual motor yang telah dibentuk sebagai Betor. Bisa dicicil pula. “Saya beli Betor ini dengan sistem kontrak. Sudah jalan 2 tahun. Per hari Rp 25 ribu harus setor ke dealer,” tambah Tahir Hamzah penggenjot Betor lain.
Keuntungan beli Betor di dealer, ia masih memiliki servis yang memang menjadi haknya. Namun Tahir mengakui motor yang dibelinya sudah tidak memiliki asuransi karena dimodifikasi. “Beda kalau sistem kontrak ke pemilik. Ada kerusakan kita tanggung,” ucap Tahir.
Sebagai kendaraan ‘niaga’ pihak kepolisian dan pemerintah provinsi Gorontalo menetapkan Betor ini sebagai kendaraan yang dikenakan pajak lebih tinggi dibanding motor yang sama namun diperuntukan sebagai kendaraan biasa, “Dengan jenis motor yang sama namun beda peruntukannya bisa beda pajak. Sekitar Rp 20 ribu,” kata Parito Ismail yang memakai Honda Karisma 2004 buat Betor.
Sardianto Patuti yang bertugas di bagian pemasangan memastikan, Betor dijamin kuat. “Pemasangan pada as konstir sudah dilas. Sehingga menambah kekuatan. Juga untuk menjamin agar penumpang jauh merasa lebih nyaman. Itu karena setiap roda sudah diberi tambahan suspensi berupa per,” sebutnya.
Sipnya, pemesanan Betor Gorontalo ini sudah merambah ke Provinsi lainnya. “Pesanannya ada yang dari Palu (Sulawesi Tengah), Makassar (Sulawesi Selatan), juga Manado (Sulawesi Utara). Pesanannya bisa puluhan,” kata Iswan Bilandatu.
MOTOR Plus tentunya juga mencoba keliling pakai Betor ke penjuru kota di Gorontalo cukup menikmati perjalanan. Dengan biaya Rp 35 ribu, kami puas mengitari sisi-sisi kota yang terkenal dengan penghasil Jagung ini. Untuk sisi keamanan, di sudut betor juga ditambah lampu penerang termasuk sein.
Namun melihat perkembangan Betor yang makin banyak jumlahnya, sepertinya pemerintah Gorontalo mesti mengatur keberadaan Betor agar tidak menjadi masalah di kemudian hari. Karena bisa dipastikan nantinya kalau jumlahnya sudah tidak terkendali. Pengaturan dimaksud bukan untuk melarangnya. (motorplus-online.com)