Otomotifnet.com - Kondisi cuaca yang berubah-ubah, panas-hujan-panas-hujan tak sekadar membuat kondisi tubuh jadi kurang sehat alias segala penyakit dapat timbul karenanya. Tak hanya tubuh, pun dapat terjadi pada kaca mobil Anda. Kerusakan kaca yang kerap terjadi mirip kondisi tubuh manusia ketika tidak fit.
Baik penyakit musiman seperti jamur dan flek yang kalau dibiarkan menjadi penyakit kronis. Atau, penyakit berat yang perlu penanganan khusus macam baret dan retak.
Tapi itu semua sebenarnya dapat diatasi kalau Anda paham betul jenis dan macam dasar penyakit-penyakit tersebut. Kalau sudah paham, tentu Anda dapat menghindar, merawat dan menyembuhkannya sendiri. Intinya, pahami sebelum terjangkit.
Jamur
Jamur termasuk kategori kotoran. Jamur kaca sama dengan bintik air. Bisa terjadi akibat dari kotoran air yang menempel di kaca. Atau, terjadi jika ketika sehabis dicuci atau tersiram air hujan, tidak langsung dikeringkan.
Kata lain, air yang masih menempel di kaca karena tidak kering tadi disusupi kotoran. Kotoran tersebut lama-kelamaaan menjadi bintik-bintik air atau biasa disebut jamur.
Efek yang timbul sangat menyiksa pengemudi. Khususnya saat hujan di malam hari, kaca disapu wiper, tapi airnya enggak habis disapu. Sisa di sela-sela jamur tadi kalau ditembak dengan sinar dari arah berlawanan akan bias atau berpendar. "Bias itu yang menyebabkan silau,” jelas Andi Lubis, spesialis kaca mobil.
Selain jamur air, Andi menyebut lagi jamur polusi. Jamur ini terjadi akibat polusi udara. Umumnya karena minyak (solar) dari sisa pembakaran kendaraan bermotor. Sangat menggangu pandangan terutama saat hujan. “Kayak orang pakai kaca mata trus kacanya berminyak,” sebut pemilik Clear Glass, specialist car glass polish di Pusat Onderdil Pondok Cabe, Jaksel.
Waspada Obat Jamur Kaca
Seperti diungkapkan di atas, kesalahan kerja karena salah menggunakan obat antijamur dapat menimbulkan flek (khususnya flek putih). Karena, walaupun gak terjadi flek, tapi kaca sudah mengalami penipisan.
“Seperti mencuci baju, enggak perlu sampai merobek baju kan yang penting bersih,” kata Andi yang mengilustrasikan obat antijamur.
Jadi kenapa orang-orang takjub dengan obat jamur, menurut pria asal Medan ini, sekali oles langsung hilang setebal apapun jamurnya, tapi kacanya termakan. “Saya bisa buktikan itu, kaca ‘larut’ karena obat jamur.”
Caranya, poles kaca pakai obat poles dengan kuas, lap atau apapun alat yang halus. Setelah itu, keringkan dan bersihkan dengan lap chamois. Sudah bersih, ambil kain hitam atau biru dongker dan poles satu kali saja di kaca itu.
“Bubuk kacanya banyak banget, padahal kaca sudah bersih lo. Apalagi dilap chamois tadi.”
Obat antijamur itu boleh dibilang sama dengan obat pembersih keramik. “Lebih keras lagi, kalau obat antijamur asamnya lebih kuat. Dia bukan lagi HCl tapi HF atau hidro clorid. Dikenal orang air keras,” jelas Andi.
Makanya, kebanyakan salon-salom mobil menengah atas sudah tidak mau pakai obat antijamur cair. Karena sudah tahu resikonya. Contoh kena bodi langsung ngelupas, kena tangan jadi gatal atau bengkak. Waspadalah!
Baik penyakit musiman seperti jamur dan flek yang kalau dibiarkan menjadi penyakit kronis. Atau, penyakit berat yang perlu penanganan khusus macam baret dan retak.
Tapi itu semua sebenarnya dapat diatasi kalau Anda paham betul jenis dan macam dasar penyakit-penyakit tersebut. Kalau sudah paham, tentu Anda dapat menghindar, merawat dan menyembuhkannya sendiri. Intinya, pahami sebelum terjangkit.
Jamur
Jamur termasuk kategori kotoran. Jamur kaca sama dengan bintik air. Bisa terjadi akibat dari kotoran air yang menempel di kaca. Atau, terjadi jika ketika sehabis dicuci atau tersiram air hujan, tidak langsung dikeringkan.
Kata lain, air yang masih menempel di kaca karena tidak kering tadi disusupi kotoran. Kotoran tersebut lama-kelamaaan menjadi bintik-bintik air atau biasa disebut jamur.
Efek yang timbul sangat menyiksa pengemudi. Khususnya saat hujan di malam hari, kaca disapu wiper, tapi airnya enggak habis disapu. Sisa di sela-sela jamur tadi kalau ditembak dengan sinar dari arah berlawanan akan bias atau berpendar. "Bias itu yang menyebabkan silau,” jelas Andi Lubis, spesialis kaca mobil.
Selain jamur air, Andi menyebut lagi jamur polusi. Jamur ini terjadi akibat polusi udara. Umumnya karena minyak (solar) dari sisa pembakaran kendaraan bermotor. Sangat menggangu pandangan terutama saat hujan. “Kayak orang pakai kaca mata trus kacanya berminyak,” sebut pemilik Clear Glass, specialist car glass polish di Pusat Onderdil Pondok Cabe, Jaksel.
Waspada Obat Jamur Kaca
Seperti diungkapkan di atas, kesalahan kerja karena salah menggunakan obat antijamur dapat menimbulkan flek (khususnya flek putih). Karena, walaupun gak terjadi flek, tapi kaca sudah mengalami penipisan.
“Seperti mencuci baju, enggak perlu sampai merobek baju kan yang penting bersih,” kata Andi yang mengilustrasikan obat antijamur.
Jadi kenapa orang-orang takjub dengan obat jamur, menurut pria asal Medan ini, sekali oles langsung hilang setebal apapun jamurnya, tapi kacanya termakan. “Saya bisa buktikan itu, kaca ‘larut’ karena obat jamur.”
Caranya, poles kaca pakai obat poles dengan kuas, lap atau apapun alat yang halus. Setelah itu, keringkan dan bersihkan dengan lap chamois. Sudah bersih, ambil kain hitam atau biru dongker dan poles satu kali saja di kaca itu.
“Bubuk kacanya banyak banget, padahal kaca sudah bersih lo. Apalagi dilap chamois tadi.”
Obat antijamur itu boleh dibilang sama dengan obat pembersih keramik. “Lebih keras lagi, kalau obat antijamur asamnya lebih kuat. Dia bukan lagi HCl tapi HF atau hidro clorid. Dikenal orang air keras,” jelas Andi.
Makanya, kebanyakan salon-salom mobil menengah atas sudah tidak mau pakai obat antijamur cair. Karena sudah tahu resikonya. Contoh kena bodi langsung ngelupas, kena tangan jadi gatal atau bengkak. Waspadalah!