Mitsubishi Lancer, Kuat Bertahan, Minim Perawatan

Editor - Jumat, 29 Oktober 2010 | 13:18 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Sejak lahir di tahun 1997, Mitsubishi Lancer SEi terbukti lebih nyaman dari generasi sebelumnya. Hanya sayangnya, kapasitas mesin generasi yang punya model bodi mirip Mitsubishi Evo IV ini justru lebih kecil dari Lancer sebelumnya berkode CB5 yang punya seri Lancer GTi berkapasitas 1.800 cc. Rentang produksi yang panjang, Lancer CK4 diproduksi hingga 2001, juga berefek konsumennya termasuk golongan yang awet, alias jarang gonta-ganti mobil.

Model bodi Lancer CK4 tak banyak berubah dari pertama kali diluncurkan, terhitung hanya di tahun terakhir kelahirannya, 2001, Lancer CK4 berevolusi atau mengalami facelift ringan. Bagian yang diganti utamanya gril model vertikal, lampu depan dan belakang yang lebih tajam. Sementara di interior juga tak banyak mengalami ubahan. Harga jual CK4 pun masih kuat berkisar tinggi di rentang Rp 60 sampai Rp 100 juta. 


Detail facelift hanya di tahun akhir produksi, berkutat di lampu depan dan belakang juga gril model vertikal

Enaknya, banyak part modifikasi karena model bodinya terkenal di ajang reli dunia

Mesin Lancer CK4 masih SOHC, lebih irit dan minim perawatan tapi kurang di akselerasi

Usah ragu masalah perawatan, mesin 4G92 memiliki konfigurasi 4 silinder segaris dan kapasitas murni 1.597 cc. Hanya saja masih SOHC (Single Over Head Camshaft) dan belum dilengkapi MIVEC (Mitsubishi Innovative Valve timing Electronic Control). "Hanya perlu setel klep karena masih memakai pelatuk dari generasi sebelumnya yang sudah pakai adjuster," terang Audi Wastro, mekanik Champ Motor di Cipinang, Jaktim.

Hampir sama dengan umumnya kendaraan, perawatan rutin CK4 dikerjakan tiap 5 ribu kilometer. "Oli SAE 10W40 bikin karakter mesin lebih kencang, tapi untuk pengendaraan normal cukup SAE 20W50," kata Wastro lagi. Oli spesifikasi ini masih memiliki rentang kekentalan yang direkomendasikan oleh pabrikannya. Ketika prosedur perawatan dilakukan dengan rutin, mesin 4G92 yang terpasang akan memberikan konsumsi BBM lebih baik. "Pengendaraan dalam kota masih tembus 1 : 10 km," ujar SL Ibrahim, ketua umum IdMOC (Indonesian Mitsubishi Owners Club).

Pun tak ada masalah berarti di sektor pembangkit tenaga. "Mungkin karena punya bobot lebih berat, sepertinya tarikan CK4 tak sebaik generasi sebelumnya," ulas pria berusia 34 tahun ini. Hanya karena usia pakai, sebaiknya tengok throttle body dan bersihkan dengan semprotan semacam injector cleaner apabila terlihat kotor. Tapi awas jangan sampai TPS (Throttle Position Sensor) tersemprot cairan cleaner terlalu banyak yang justru berpotensi membuat pembacaan oleh sensor tak akurat.

Kaki-kaki juga tak ada masalah berarti. "Biasakan pakai spare part genuine karena usia pakainya lebih panjang," wanti Wastro, panggilan mekanik warga Bekasi ini. Paling sering diperhatikan yaitu bushing dan tie rod. "Paling agak susah kalau bagian interior yang rusak, seperti kisi AC ataupun kaca spion," ucap Baiem, biasa Ibrahim dipanggil kali ini. 


Sedikit repot kala harus mencari part interior CK4

Spare part di pasar onderdil tersedia banyak, mulai yang asli sampai barang copotan

Masalah spare part sebenarnya tak melulu berkutat di kaki-kaki. "Di pasaran beredar 3 macam spare spart yaitu genuine atau orisinil, KW atau part copotan," tutur warga Bekasi ini. Nah supaya lebih awet, jauh lebih baik pakai part ori daripada part KW yang masa pakainya lebih rendah. Harga memang tak bohong, karena genuine otomatis punya rentang usia lebih panjang. Pun tak perlu ragu masalah ketersediaan spare spart. "Hampir di seluruh pasar onderdil punya segala jenis spare part CK4, termasuk yang copotan dari luar negeri," sambung Baiem lagi.

Selain itu, jangan langsung menuduh AC rusak juga kalau sampai panas di tengah jalan. "Ada indikasi juga ekstra fan AC yang sudah lemah. Masih terlihat berputar tapi putarannya tak sekencang normal," lanjut ayah 3 orang putra dan putri ini. Langkah pencegahan, lihat indikator suhu mesin, jaga ketika jarum mulai merangkak naik. Selain itu, sisanya tinggal ngacir deh.

Penulis/Foto: Rio / Salim