OTOMOTIFNET - Sederhana, namun kerap bikin bingung. Hal ini bisa terjadi pada saat berurusan dengan aki. Soalnya, hingga kini masih banyak yang bertanya mengenai bagaimana prosedur yang benar melepas terminal aki. Padahal prosesnya sangat simpel, tinggal kendurkan pakai baut dan copot kedua terminal itu (Gbr.1). Memasangnya kembali pun tinggal dikencangkan saja.
Namun, banyak yang menganggap ada sesuatu nan rumit yang berhubungan dengan sistem kelistrikan mobil. Wajar, mobil masa kini kian canggih dengan berbagai peranti elektronis. Termasuk mesin yang juga memiliki komputer sendiri. Pada kendaraan yang lebih canggih pun banyak control unit yang tersebar untuk mengatur berbagai peranti di sekujur bodi mobil.
Usah ragu, prosedur melepas kepala aki bisa semudah prosesnya kok. Asal tahu dan mengerti efeknya, bukan? Nyatanya, efek mencabut aki tidak terlalu mengerikan, kok. Apa saja sih?
Gbr 1 | Gbr 2 |
Gbr 3 | Gbr 4 |
SEPUTAR INTERIOR
Simpel banget kok, karena bagian yang paling kena dampak pencabutan aki hanya di seputar interior. Beberapa peranti memang bisa kena reset setelah mengganti aki. Namun, sebelum membahas itu, mari kita tilik hal-hal mengerikan yang disinyalir bisa terjadi setelah melepas aki.
Paling banyak, anggapan yang beredar adalah ECU bisa terkunci bisa salah melakukan prosedur mengganti aki. Pendapat ini bisa salah bisa benar. Mengapa demikian? Karena pada dasarnya, prosedur penggantian aki tidak memerlukan perlakuan khusus dengan engine scanner setelah aki baru terpasang. Tidak perlu memasukkan kode khusus sebagai kunci pembuka fungsi ECU kembali.
Jadi, cukup lakukan seperti wajarnya penggantian aki. Cabut terminalnya, taruh aki pengganti dan pasang lagi di kedua kutub aki. Hanya saja, perlu hati-hati. Karena ECU mirip komputer desktop di rumah Anda. Seperti dibahas pada OTOMOTIF 04/XVII, komputer tidak baik dimatikan dengan mencabut langsung kabel catu dayanya.
Pastikan semua fungsi ECU sudah mati. Misalnya mesin sudah mati sempurna, indikator di dasbor pun sudah padam. Karena kalau tidak, bisa jadi masih ada arus data yang mengalir di sistemnya. Nah, itu yang bisa bikin masalah.
Selain itu, yang kena reset paling hanya fail save. Kalau ada indikator yang menyala karena ada yang tidak beres, mencopot aki bisa bikin mati indikator. "Kecuali buat mobil yang ada immobilizer, karena biasanya terekam dalam chip immobilizer," ujar Ade Rachmat dari bengkel OSS di Kebun Jeruk, Jakbar.
Khusus buat Toyota Kijang Kapsul bermesin 7K-E 1.800 cc injeksi, setelan CO bisa berubah kalau aki dicopot. Untuk itu sebaiknya AFR diperiksa ulang (Gbr.2) setelah mencopot aki seperti pernah diulas pada OTOMOTIF 37/XVIII.
Selebihnya, yang kena reset hanya beberapa peranti di interior. Paling kentara adalah jam (Gbr.3). Ada beberapa mobil yang punya cadangan daya buat jam ini, namun rata-rata jam digital bisa berubah setelah mencopot aki.
Begitu juga denga setelan pada audio. Pastinya, "Semua simpanan frekuensi stasiun radio bisa hilang," tambahnya. Pada beberapa mobil seperti Chavrolet Zafira dan VW Beetle ada kode khusus yang harus dimasukkan. Kodenya sendiri ada di buku manual.
Jangan lupa setting kembali power window atau sunroof yang punya fitur auto. Biasanya setelah cabut aki, fitur ini tidak aktif. Caranya mudah, cukup dengan menekan atau menarik tombol power window sekitar 10 detik, fitur itu bisa aktif kembali (Gbr.4).
Penulis/Foto: Manut / Reza