Evaluasi Contra Flow Sukses Kurangi Kemacetan

billy - Kamis, 31 Mei 2012 | 06:02 WIB

(billy - )

 
JAKARTA - Pelaksanaan contra flow yang dimulai 1 Mei 2012 dinilai berhasil mengatasi kemacetan pagi hari di ruas tol dari Jalan MT Haryono – Semanggi. Contra flow sendiri mengambil satu ruas tol paling kanan dari Semanggi –Cawang dengan difungsikan secara terbalik. “Secara umum, mampu mengurai kemacetan dari jam 06.00-10.00 WIB secara signifikan,” ujar Kombes Dwi Sigit Nurmatyas, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya.

Karena dianggap mampu menambah laju kendaraan menjadi 10 km/jam tersebut, pihak Dirlantas PMJ berencana memanjangkan rute yang semula dari depan Bank Bukopin, Jl MT Haryono menjadi mulai Cililitan dan Halim, Jakarta Timur. Diharapkan simpul kemacetan yang bisa diurai lebih panjang.

Bersamaan dengan itu, pihak Dirlantas PMJ, Jasa Marga Tbk serta Dinas Perhubungan DKI juga harus merampungkan rambu-rambu dan kesiapan penunjang lainnya. Mengingat ruas yang dipakai untuk contra flow merupakan ruas paling kanan (dari arah berlawanan) yang biasanya dipakai untuk mendahului. Harus ada penutupan rambu pada saat pelaksanaan contra flow, sekaligus pemasangan rambu dan petunjuk arah yang dituju, termasuk arah keluarnya.

“Tidak hanya pemasangan rambu rambu secara buka tutup, juga barrier jalan untuk masuk dan keluar contra flow mesti disejajarkan dengan jalan yang di kanan kirinya. Sebab di sini yang seringkali terjadi momentum kendaraan menabrak handicap itu,” sebut Brigjen Drs Didik Purnomo, Msi , Wakil Kepala Korlantas Polri.

Diakui Didik, kebijakan contra flow tidak bisa permanen. Tapi sementara, sampai 2 ruas JORR yang menghubungkan Puri Kembangan – Ulujami dan Cakung Cilincing rampung.

Toh, Didik yang telah mempelajari evaluasi pelaksanaan contra flow dari Dirlantas PMJ menyarankan penambahan petugas di pintu masuk dan keluar contraflow. “Sekurangnya sekitar 1 kilometer sebelum dan sesudah ruas contra flow diberi pemberitahuan kepada pengendara soal pelaksanaan sistem tersebut,” lanjut Jenderal bintang satu yang tengah mengikuti pendidikan Lemhanas tersebut.

Azas Tigor Nainggolan selaku Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta kurang sependapat dengan program ini. “Sebetulnya, tingkat bahayanya lebih besar. Karena ini diterapkan di jalan bebas hambatan. Hanya saja kalau pelaksanaannya diawasi ketat, rambu rambu komplit serta sosialisasi yang cukup, barangkali bisa ada manfaatnya,” ujar Azas Tigor.  (mobil.otomotifnet.com)