FASILITAS TUNA NETRA
Menurut Foke yang sehari sebelumnya juga telah melalukan ujicoba serupa naik busway dari Kampung Melayu ke halte Walikota Jakarta Timur, tampak banyak melempar senyum. "Penambahan satu koridor ini semakin meningkatkan layanan angkutan umum yang murah dan cepat, merupakan langkah penanganan macet di ibukota sebagai program prioritas,"ujar Foke.
Dengan diresmikannya koridor ini berarti telah 11 jalur busway yang bisa menyambungkan seluruh wilayah di Ibukota. Ini adalah upaya serius dari Pemprov DKI untuk menyediakan alat transportasi untuk masyarakat. Seperti diketahui, dengan sekali bayar Rp 3.500,- penumpang bisa menuju lokasi yang dikehendaki. Kalau rutenya jauh, penumpang bisa melakukan transit di halte yang memungkinkan. Biaya itu sangat murah dari ongkos idealnya karena masih disubsidi oleh Pemprov DKI.
Sebagai informasi, sepanjang 2011, pengguna Transjakarta mencapai 104,7 juta penumpang. Jumlah ini akan terus bertambah dengan diresmikannya koridor XI melayani rute Kampung Melayu-Pulo Gebang sepanjang 11,7 kilometer tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono menerangkan, perbedaan dilakukan pada koridor XI ini. Seperti desain halte yang lebih besar, sirkulasi udara lebih baik, fasilitas ruang sholat dan toilet. "Juga ada fasilitas untuk penyandang tuna netra. Pada setiap halte, dipasang ubin khusus untuk tuna netra. Serta tempat duduk khusus di busway untuk mereka," ujar Pristono.
Ditambah Pristono, kesiapan infrastruktur untuk koridor XI sudah 100 persen, kecuali terminal Pulo Gebang yang tengah dikebut pembangunannya. Terminal itu rencananya akan diresmikan Juli 2012. Pristono yang selalu mendampingi Foke selama dua hari ujicoba dan peresmian, menyebut semua sudah siap, separator sudah terpasang dengan di beberapa ruas dengan tinggi 50 cm, serta beton di jembatan juga telah bisa dilalui.
Halte lebih luas dilengkapi fasilitas buat tuna netra
Koridor XI yang resmi dibuka untuk masyarakat umum mulai pukul 14.00 WIB, pada hari peresmian dan diprediksi akan meningkatkan mobilitas warga ibukota, khususnya di Jakarta Timur. Koridor ini terhubung dengan tiga koridor lainnya yakni koridor V (Cililitan -Tanjung Priok), Koridor V (Kampung Melayu-Ancol) dan Koridor VII (Kampung Rambutan-Kampung Melayu).
Terdapat 15 halte di koridor teranyar ini, yakni kantor Walikota Jakarta Timur, Penggilingan, Perumnas Klender, FO (Flay Over) Raden Inten, Buaran, Kampung Sumur, FO Klender, Stasiun Klender, Cipinang, Imigrasi, Pasar Enjo, FO Jatinegara, RS Primer dan Kampung Melayu.
Penumpang yang akan pindah koridor X bisa turun di halte FO Jatinegara, sedang yang mau pindah koridor V dan VII, bisa turun di halte Kampung Melayu. Koridor ini dilengkapi 25 bus gandeng dengan masing-masing berkapasitas 180 penumpang.
DILENGKAPI CCTV
Bus dengan mesin Cummins berbahan gas buatan Amerika Serikat yang dirakit di Indonesia. Karoseri bodi dilakukan PT INKA Madiun, sedang sambungan bus diimpor dari Jerman. Setiap bus juga sudah dilengkapi 4 buah kamera Closed Circuit Television (CCTV) yang tayangannya bisa dilihat langsung pengemudi dari dasboard.
Pristono menambahkan, jalur Koridor XI ini tidak akan mematikan angkot yang berjalan bersinggungan dengan bus Transjakarta." Justru mereka bisa menjadi feeder atau pengumpan, warga dari perumahan bisa naik angkot kemudian naik busway atau sebaliknya. Jadi jelas pelayanannya, beda harga dengan rute lebih cepat dan pendek. Diresmikannya koridor XI ini diharapkan mampu menggeliatkan perekonomian kawasan timur Jakarta," senyum Pristono.
Azas Tigor Nainggolan, Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menyambut baik diresmikannya koridor XI. "Apalagi saya mendengar sendiri dari uraian Bang Foke, yang ingin menyempurnakan sistem BRT Transjakarta. Maka dia mengembangkan koridor, park in ride, feeder dan sistem ticketing. Bahkan koridor 10 dan 11 mulai diintegrasikan dengan Kereta Api di Jatinegara," ujar Tigor.
Kalau pun ada kendala, lanjut Tigor, sterilisasi jalur busway dan tindakan tegas kendaraan lain yang masuk. Lalu menambah lagi armda busnya, bangun jaringan feeder dengan rerouting trayek bus reguler serta kontrol mutu armadanya. Untuk koridor 11 ini, PT DAMRI memenangi tender sebabai operator. (mobil.otomotifnet.com)