Diantara perilaku yang membuatnya kehilangan cinta pada MotoGP adalah karena orang-orang sekarang kurang menghargai pembalap. Hal ini dicontohkan oleh Stoner ketika ia ingin masuk ke pit boks dari motorhome menggunakan motor scooter.
“Sekarang para pembalap sudah tidak dihargai oleh para penonton atau fans dan saya tidak menyukai cara-cara seperti ini. Kami mendapat cemoohan dari fans hingga terkadang mereka mau mendorong kami dari scooter, ya banyak lagi hal-hal seperti itu. Ya apalagi mereka sepertinya tidak menyukai perilaku saya di paddock,” ungkap Stoner.
“Itu adalah bagian dari kekecewaan saya. Ditambah lagi saat kami kehilangan Marco Simoncelli. Sebulan setelah insiden itu terjadi, sepertinya ini semua tidak pernah terjadi. Semua fans menginginkan kami bertarung di lintasan tanpa memikirkan bahwa kami bertaruh nyawa untuk itu. Layaknya sebuah boneka yang harus balapan apapun yang terjadi,” sambungnya.
Ia pun menambahkan bahwa jika kondisi ini terus terjadi di MotoGP, maka ia tidak akan pernah kembali ke ajang balapan tersebut. Kecuali jika kondisinya berubah secara signifikan, ia membuka peluang untuk kembali ke MotoGP. (otosport.co.id)