Tapi yang cukup membingungkan adalah pembatasan ini kabarnya hanya akan berlaku untuk modifikasi knalpot yang bisa meningkatkan dampak terhadap sistem aerodinamika pada kolong mobil. Sementara modifikasi yang diloloskan oleh FIA adalah modifikasi untuk mengangkat torsi mobil melalui penempatan saluran gas buang di bagian bawah mobil.
Namun aturan ini tentu masih sangat abu-abu. Mengingat penempatan saluran gas buang yang hanya berfungsi untuk menambah torsi mobil dan yang berfungsi untuk memperbaiki sistem aerodinamika pada bagian kolong mobil, tidak bisa ditentukan kabilitasnya. Dalam artian batasan perbedaannya sangat tipis, dan pemahaman tiap tim mekanik pun berbeda-beda.
FIA pun memberlakukan aturan yang lebih detail yaitu pada saat pembalap melakukan pengereman, bukaan gas tidak boleh lebih besar dari 10 persen kekuatan maksimum bukaan gas pada mobil F1. Menurut sejumlah sumber, bahwa aliran gas yang lebih besar sekitar 15 hingga 20 persen saat deselerasi, membuat aliran udara pada bagian kolong mobil tetap terkendali yang diteruskan ke diffuser mobil.
Secara otomatis setting mesin mobil F1 yang sekarang juga akan berubah total. Sebagian besar tim bahkan mulai kebingungan dengan adanya keinginan FIA saat ini. Apakah wajar diberlakukan di pertengahan musim ketika semua tim justru mengembangkan mesin mobilnya untuk itu? Kita tunggu saja keputusan selanjutnya. (otosport.co.id)