Jakarta - Semua kelas yang dilombakan di Honda Blade 2 Wheel Slalom 2010 harus berspesifikasi standar. Tujuannya tentu agar keterampilan rider lah yang menjadi penentu utama kemenangan. Tapi namanya lomba, ada aja yang berniat curang.
"Sesuai peraturan, semua motor yang ikut serta harus dalam kondisi standar. Yang boleh dimodifikasi hanya final gear atau sproket, suspensi dan ban bebas menggunakan ban lokal," buka Hariyadi Wijaya, dari divisi technical PT Astra Honda Motor (AHM) yang di seri perdana lalu (11/12) mengawal tim scrutenering.
Saat awal lomba, semua motor yang ikut serta harus lolos tahap scrutenering pertama. Tahap ini memang tak terlalu ketat, namun menjadi gerbang utama karena semua kelengkapan yang kasat mata dilihat. Bila layak peserta boleh ikut bertanding.
"Baru setelah terpilih pemenangnya, juara "best time" akan langsung dibongkar mesinnya. Bila ada kecurangan maka langsung gugur. Di seri pertama ini motor sang juara sudah dibongkar dan lolos karena sesuai spesifkasi standar," yakinnya.
Tapi untuk kelas lainnya, pengecekan baru bisa dilakukan bila ada laporan dari peserta lainnya. Tak perlu ada kecurigaan, peserta lainnya bisa melakukan protes kepada panitia untuk dilakukan pembongkaran.
"Tapi ada biaya untuk protes. Bila dugaanya terbukti, maka biaya protes akan di kembalikan. Ini terjadi di kelas skutik. Ada peserta yang memprotes karena ada salah satu motor yang tenaganya terlihat di atas rata-rata," terang Hariyadi.
"Sayangnya saat hendak dibongkar untuk membuktikan apakah ada modifikasi pada mesinnya, peserta tersebut memilih mengundurkan diri dari pada harus dibongkar," lanjutnya. Artinya, di gelaran scutenering Honda Blade 2 Wheel Slalom 2010 memang ketat.
Jadi, peserta di dua kota berikutnya, jangan coba main curang ya! (otosport.otomotifnet.com)