OTOMOTIFNET - Berita mengejutkan muncul pekan lalu. Indonesia akan dipecat dari keanggotaan FIA! Jika ini betul terjadi, nama Indonesia dihapus dari peta motorsport dunia. Dampak paling nyata, atlet-atlet otomotif cabang balap roda empat Tanah Air tak bisa lagi berlaga membawa bendera Merah Putih di kejuaraan internasional. PP IMI musti menyikapi serius sebelum berita ini betul-betul menjadi kenyataan.
APRC Batal
Sumber OTOMOTIF terpercaya mengaku mendapat informasi rencana pemecatan Indonesia (IMI) dari orang dalam di FIA sendiri. Meski ancaman pemecatan ini tidak disampaikan secara resmi, namun secara lisan petinggi FIA tersebut memberi peringatan dini. Dia bilang, jika FIA benar-benar membuktikan ancamannya itu, pembalap Indonesia tak bisa lagi berlaga memakai lisensi yang dikeluarkan IMI.
Ini semua rentetan dari pembatalan reli Asia Pasifik (Asia Pacific Rally Championship/APRC) di Makassar yang seharusnya berlangsung September lalu. Ditenggarai, pihak promotor (Bloedus Management Indonesia/BMI) belum menyelesaikan sejumlah kewajibannya terkait pembatalan yang dilakukan secara mendadak itu. Bahkan pihak APRC sempat menemui kendala untuk mendapatkan kepastian penyelesaian kewajiban tersebut.
Kondisi makin parah karena kontainer berisi mobil-mobil reli dan sejumlah peralatan reli tertahan di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta hingga minggu pertama Oktober lalu. Ini akibat pembatalan APRC Indonesia yang dilakukan mendadak sehingga semua kontainer tim-tim yang berlaga sudah terlanjur sampai di Jakarta. Padahal, mobil-mobil reli tersebut harus segera dikirim ke Cina guna mengikuti seri penutup (6-7/11) mendatang. Pendek cerita, FIA sebagai pemilik gelaran APRC panik karena seri Cina terancam batal karena telatnya pengiriman mobil-mobil peserta dari Jakarta.
Benar saja. FIA melalui sekjen bidang sportnya, Pierre de Coninck mengirimkan surat ke PP IMI. Inti suratnya menerangkan bahwa pembatalan APRC Indonesia yang mendadak menimbulkan kerugian material buat tim-tim reli yang telah terlanjur membeli tiket pesawat dan hotel yang tak bisa direfund (untuk menghemat biaya operasional tim-tim membeli tiket yang tak bisa diuangkan kembali). Coninck juga meminta IMI untuk mengintervensi pengiriman kontainer ke Cina agar tidak sampai telat.
PP IMI melalui kadep olahraganya, Irawan Sucahyono mengakui menerima surat tersebut. “Tapi sebenarnya itu bukan urusan IMI. Itu kan masalah logistik APRC. Mereka tidak pernah menginformasikan soal kontainer tersebut sejak awal, sekarang saat ada masalah dan sudah telat, baru IMI yang ditekan. IMI kan tidak ada hubungannya dengan masalah logistik APRC,” tegas Irawan.
Menurut Irawan, dalam surat FIA itu juga tak disinggung sama sekali ancaman soal pemecatan atau sanksi kepada IMI. Meski begitu, saat didesak Irawan mengaku jika masalah ini terus dibiarkan tanpa solusi, ancaman tersebut bisa saja jadi kenyataan. “Mungkin bahasanya bukan pemecatan, tapi skorsing sampai kewajiban BMI ke APRC diselesaikan,” tambahnya.
Penulis/Foto: Bud, Toncil, Bim / Toncil. Salim, F.Yosi