|
OTOMOTIFNET - Ketika tagline Yamaha Indonesia muncul di seragam Fiat Yamaha Team, sempat beredar kabar kalau PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) menstop support mereka ke Doni Tata. Apalagi diperkuat kabar kalau kiprah Doni tak lagi berlanjut di kejuaraan World Supersport (WSS).
Ditambah belum ada kepastian akan ke mana pembalap asal Sleman, Jateng ini akan melanjutkan kariernya. Belakangan, semua itu menemui jawaban yang tepat, seiring launching tim Yamaha Indoprom HRVRT di Sentul, Jabar (23/3).
ENGGAK MAIN-MAIN
Dari acara makan siang tersebut diungkap kalau tahun ini, Doni akan ikut seri FIM Asia Road Race Championship yang digelar sebanyak 6 seri. Yakni Malaysia, Jepang, Indonesia, India, Qatar dan China. Doni pun mengusung bendera Yamaha Indoprom HRVRT sebagai formasi kerjasama baru.
Nama terakhir (Haji Rihan Variza Racing Team) merupakan tim balap asal Kalimantan yang aktif di berbagai event. Sebut saja slalom, turing dan balap motor. “Prosesnya ada di omongan antarbos,” ucap Edmond Cho, manajer Doni Tata dari Indoprom seputar bergabungnya dua kekuatan gede ini.
Doni sendiri hingga saat ini masih terikat kontrak dengan YMKI untuk rentang lima tahun. Di mana saat ini sudah memasuki tahun ketiga. “Sebenarnya ini the real battle, dia harus buktikan kalau dia is the best,” ucap Bambang Asmarabudi, general marketing promotion YMKI.
Target buat Doni memang enggak main-main. Dengan tim baru ini dia diwajibkan menjadi juara FARRC. Maklum saja, di antara peserta lain, Doni punya kelas lebih tinggi. Ia pernah ikut GP250, paham banyak karakter sirkuit dunia dan mengantongi pengalaman 14 seri di WSS.
Dengan bekal kelas dunia itu, Doni pun tak begitu merasa terbebani dengan target tersebut. “Di sini saya mempertaruhkan nama, tapi bebannya sedikit berkurang,” aku kelahiran 21 Januari 1991.
Dibilang berkurang lantaran dari sisi frekuensi, FAARC hanya menggelar enam seri. Bandingkan dengan WSS yang mencapai 14 seri dan makan biaya enggak sedikit. Itu sebabnya dari sisi finansial masih bisa dikejar dengan napas lega. “Jumlahnya yang jelas lebih kecil, enggak sampai 19 miliar kayak di WSS,” aku Edmond.
Semantara dari spek motor, settingan mesin empat motor yang bakal dibesut termasuk spec down. Meski pakai motor yang sama dengan di ajang WSS, namun performa motornya berkurang. “Kompresi dan injeksinya dibatasi. Motornya lebih ke standar,” lanjut Doni.
Untuk balapan, Doni akan memakai empat motor. Dua di antaranya disimpan di Malaysia untuk latihan. Di tim ini, ia akan dibantu Olivier (chief mechanic) dan Ludovic (data man) dari MG Competition, Prancis, tempat Doni bernaung di WSS tahun lalu. Diharapkan, bakal terjadi transfer ilmu dari mekanik bule ke mekanik lokal untuk menangani motor supersport.
Sementara, Indoprom juga bakal mensupport pembalap-pembalap HRVRT agar prestasi mereka lebih maju. Mereka yakni Yudhistira (FARRC dan Indoprix), Sandy (Indoprix) serta Yudha, Ricky dan Rendy (Motoprix). Untuk pembalap asal HRVRT ini, tetap ditangani oleh mekanik bawaan mereka.
“Kita mengharapkan banyak pembalap muda Indonesia. Seperti dari HRVRT ini, kita ingin ada pembelajaran di dalam negeri. Nanti kita akan buka kesempatan untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi. Kita kasih wild card, mungkin kalau bisa ke Moto2 atau WSS,” papar Bambang seraya menegaskan kalau slogan tim saat ini Fight to Win, bukan lagi From Zero to Hero.
Penulis/Foto: Iday / Otomotif