Kelas Baru Skutik, Ekshibisi Garapan IMI

Editor - Jumat, 12 Maret 2010 | 10:18 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Menyambut kenaikan peminat balap skutik, PP IMI membuka kelas baru balap skutik. Masih dilabel sebagai balap pendukung, kelas skutik ini menempel dalam gelaran Motoprix (MP). Seperti di seri pembuka MP region 2 lalu di Kemayoran, Jakpus.

“Regulasi sudah diputuskan, supporting race buat Motoprix dengan nama MP7. Kalau lancar, 2011 akan jadi kejurnas,” ucap Dyan Dilato, biro olahraga roda 2 (on track) PP IMI.

KESEPAKATAN ATPM

Waktu satu tahun ini dijadikan momen sosialisasi. Sehingga di setiap gelaran MP, kelas khusus motor matik ini ikut dibuka. “Tiap ada Motoprix di tiap region akan dibuka kelas matik. Jadi kalau ada enam region dengan enam seri maka akan ada 36 race. Soal hadiah dan pelaksanaan diserahkan kepada masing-masing penyelenggara,” lanjut Dyan. 

Pada tahapan ini, baru 2 kelas yang telah dibuatkan aturan bakunya oleh PP IMI. Yakni 130 cc standar dan tune-up. Perbedaan keduanya terletak dalam aplikasi part-part yang dikenai pembatasan, khususnya kelas standar.

Misalnya saja, seperti tercantum dalam poin 26 lampiran E, peraturan tentang teknik sepeda motor. Yaitu mangkuk kopling standar boleh dimodifikasi, leher karburator standar dan tak boleh dipindah, hanya modifikasi bagian dalamnya. Lalu knalpot standar boleh dibobok, gigi transmisi atau CVT standar. Item-item standar tadi tertera bebas untuk kelas tune-up.

Tak hanya di gelaran MP, kelas 130 standar ini juga bakal dilombakan oleh Okzygen yang tahun ini menyelenggarakan International Matic Race (IMR). Ini merupakan satu kelas yang aturannya mengacu pada aturan IMI. Sementara kelas 130 open, menurut Kreshna Yudistira, event management coordinator Okzigen, tetap mengacu pada aturan penyelenggara.

Kelas sampai 130 cc sen­diri dirilis atas kesepakatan pabrikan yang berembuk un­tuk menghasilkan regulasi. Terdiri dari Honda, Suzuki dan Yamaha yang merupakan stakeholder PP IMI. Yang dirembuk yakni ‘jeroan’ dari aturan kelas 130 cc seperti disinggung tadi.

“Aturan tersebut bukan dari IMI, kita hanya memfasilitasi saja. Kita tidak pernah ketok palu tanpa kesepakatan stakeholder,” jelas Dyan.

Lantas, apa kelebihan de­ngan aturan baku ini? Dengan pe­nyeragaman, yang jelas kondisi balapan dinilai semakin bagus. Apalagi aturan berlaku untuk seluruh nusantara.

Jadi, di region manapun balapan matik berlangsung, regulasinya eng­gak perlu ngarang-ngarang lagi. “Makanya kita coba promosiin di tiap region,” pungkasnya.

Jika tahun ini tahap sosialisasi, bukan tak mungkin akan jadi kejurnas tahun depan.

Penulis/Foto: Iday / Reza