Lalu apa tanggapan Departemen Perhubungan yang dinilai memiliki kebijakan tumpang tindih dengan Pemda DKI?
Jalur Khusus
Nugroho Jayusman yang ditemui di kediamannnya Jl Bangka, Jakarta Selatan melihat bahwa pengelolaan busway ini sudah melenceng dan konsep awal dan salah kaprah. "Mestinya busway itu kan dibuat untuk mengurangi kemacetan. Tetapi pada pelaksanaannya justru sebaliknya. Karena mengambil jalur jalan biasa. Jalan yang sudah macet semakin macet jadinya," ujar Nugroho.
Seharusnya, lanjut sesepuh Polri yang akan dimajukan sebagai salah satu kandidat Gubernur DKI periode 2014-2019 ini, busway harus memiliki jalur sendiri yang tidak memakan jalur yang semestinya untuk kendaraan pribadi. Caranya, dengan membuat jalur khusus.
"Jalur khusus itu bisa dengan membuat fly over (jalan layang) atau under pass. Pokoknya, jangan mengganggu ruas jalan yang ada," lanjutnya.
Dengan memakan jalan yang ada seperti sekarang, lanjut Ketua Satuan Anti Narkoba (SAN) ini, jelas mencederai rasa keadilan masyarakat. Karena bisa dilihati setiap hari terjadi pemandangan yang kontras di mana jalan biasa sangat macet, tetapi ruas jalan tol lengang karena jarak antarbus juga terlalu lama.
"Anehnya, kalau ada jalan di koridor busway yang rusak, busway Transjakarta juga memakai jalan yang biasa dipakai jalan untuk kendaraan pribadi. Ini kan tidak adil," ungkap Nugroho.
Dengan kondisi sekarang ini makanya konsep ideal busway bisa menjadi kendaraan pengangkut massal yang cepat dan nyaman masih jauh panggang dari api alias jauh dari ideal. "Cepat sudah pasti tidak karena banyak gangguan. Tidak hanya jalur yang tidak steril, kemacetan sering mengadang di jalan perpotongan jalan tol. Kenyamanan juga kurang karena banyak kondisi bus yang sudah pada rusak," tuturnya.
Lalu, konsep busway yang ingin memindahkan pengendara pribadi naik busway juga belum berhasil. Karena mobil feeder penghubung dari pinggiran Jakarta ke halte terdekat belum terlaksana dengan baik. Tidak itu saja, mestinya juga disiapkan tempat parkir khusus untuk kendaraan pribadi dekat halte busway. Namun lagi-lagi itu pun tidak direalisasi dengan baik.
"Intinya, mewujudkan busway yang ideal tidak bisa dilaksanakan setengah-setengah. Harus menyeluruh mencakup konsep transportasi ibukota. Lalu, bagaimana dengan kendaraan sejenis metromini dan kopaja agar tidak bersinggungan dengan adanya busway.
"Juga perlu dipikirkan transportasi lainnya misalnya kereta api listrik yang bisa mengangkut penumpang banyak, selain juga secepatnya membangun MRT dan melanjutkan monorel yang tiangnya mangkrak itu," saran Nugroho.
Maringan Pangaribuan, anggota DPRD DKI Jakarta melihat bahwa persoalan utama belum maksimalnya pelaksanaan busway karena tidak didukung pemerintah pusat. Utamanya untuk pasokan bahan bakar gas.
"Sebetulnya itu saja persoalannya. Pasokan gas untuk busway kurang lancar. Nah, itu domain pemerintah pusat dalam hal ini kementerian ESDM. Masak antrian untuk gas untuk setiap bus hingga 2 jam," kata Maringan.
Menurut penasehat fraksi PDIP ini, masuk akal saja kalau PGN atau Pertamina lebih memilih mengekspor BBG nya karena harganya lebih tinggi. Namun demi menyukseskan program pemerintah, mestinya melalui kementerian ESDM harus serius menyuplai BBG untuk busway yang memang telah disepakati harganya lebih murah yakni Rp 3.500 per liter setara premium.
Toh, politisi senior PDIP yang kabarnya juga akan dicalonkan sebagai DKI-1 ini optimis busway akan lebih baik dengan telah diterbitkannya 21 paket percepatan transportasi yang menugaskan kementerian terkait yakni Perhubungan dan Pekerjaan Umum bersinergi dengan Pemda.
Felix Eriantomo, Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa pada dasarnya pihaknya mendukung suksesnya program busway. Soal Perhubungan Darat juga menyediakan feeder terutama yang lintas provinsi juga guna membantu sukses pelaksanaan busway.
"Saat ini kami tengah menggodok Peraturan Pemerintah yang nantinya mengharuskan busway dengan jalur khusus. Tetapi pelaksanaan detilnya tetap Gubernur DKI Jaya," ujar Felix.
Felix juga menampik pusat kurang mendukung program busway. Hal itu dibuktikan dalam waktu dekat Kementerian Perhubungan akan membantu penyediaan bus untuk transjakarta. (mobil.otomotifnet.com)