|
Terutama pada lay-out setir yang kini tombol fungsinya lebih banyak, menyusul sejumlah perubahan pada fisik mobil sesuai regulasi baru.
Seperti kembali dipakainya sistem pembangkit tenaga kinetik (KERS) dan diperbolehkannya pembalap mengatur sayap belakang mobil.
Tombol yang harus ditekan pembalap pada setir mobil F1 lebih banyak ketimbang kemudi yang dimiliki pilot pesawat 747.
Lingkar kemudi yang terdiri hanya satu bagian itu dipenuhi instrumen, faktor keselamatan dan teknologgi balap canggih ini, dapat mengontrol mobil secara keseluruhan.
Dibuat dari serat karbon, sebuah setir mobil F1 banderolnya sekitar Rp 450 juta dan dapat dibuka pasang kurang dari 5 detik untuk keadaan darurat.
Setiap tim punya setelan setir berbeda namun pada dasarnya lay-outnya mirip. Seperti tombol untuk batas kecepatan di pit lane, buat radio komunikasi dan sebagainya hingga tombol buat memberi minum pembalap.
Musim ini di setir F1 kembali ada tombol KERS. Ketika tenaga baterai yang dihasilkan dari pengereman sudah terisi penuh, pembalap dapat menekannya untuk mendapatkan tenaga tambahan.
Juga ada tombol yang dapat pengatur sayap belakang. Akibatnya setir dipenuhi banyak tombol yang posisinya rapat diibaratkan seperti tuts piano.
Pembalap Lotus Renault, Nick Heidfeld bilang, tombol-tombol di setir F1 membuat pembalap seperti memainkan piano di kokpit.
"Setiap tahun setir mobil F1 semakin buruk dengan adanya tambahan tombol dan fungsi di setir," ujarnya.
Namun juara dunia 2 kali Fernando Alonso menimpali, harusnya pembalap bisa cepat beradaptasi dengan berbagai situasi. (mobil.otomotifnet.com)