Desain Akar Velg Mobil, Berputar Kembali Ke Masa Lalu

billy - Kamis, 31 Maret 2011 | 08:03 WIB

(billy - )


JAKARTA - Begitulah pendapat saya jika menilik dari referensi yang saya dapatkan dari gelaran Tokyo Auto Salon 2011 silam. Banyak produsen velg kembali memilih desain akar atau jari-jari banyak. Jikalau ada perbedaan, lebih kepada bentuk finishing-nya.

Apakah itu brushed, high polished, ataupun black chrome. Bahkan beberapa produsen berani bermain warna dikombinasikan dengan polished finishing.

Menurut Moses Limawidjaja dari JML Motorsport selaku supplier velg EXE Pegasus, tahun 2011 akan lebih didominasi oleh desain akar (mesh). “Lihat saja BBS, sudah mulai kembali ke desain awalnya,” ucapnya.

Selain itu, velg dengan desain bibir tangga alias step lip juga kembali digemari. “Lihat saja replika sudah banyak yang desainnya menggunakan step lip,” tutur pria pengguna Nissan X-Trail ini. Menurut Moses, desain step lip ini terinspirasi dari velg Work Equip 03, yang tidak lain merupakan velg lawas yang masih tetap diproduksi.

Ia juga menambahkan, finishing black chrome juga sudah mulai merambah produk velg replika. “Influence utamanya dari Jepang,” ucap Moses. Lantas bagaimana dengan desain dish atau model menutup? “Untuk permintaan velg dengan desain bantal (dish), permintaan tetap stabil,” ujarnya. Hal ini dikarenakan velg jenis ini punya segmen tersendiri. “Mayoritas penggemar aliran elegan,” tutur pria berpostur sedang ini.

Lain lagi pendapat Charlie, dari Mega Arvia jaya, Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan. Menurutnya, tren velg 2011 “Konsumen akan lebih cenderung mencari velg diameter kecil.” Hal ini tidak berlebihan mengingat konsumen mengutamakan konsumsi BBM. “Dengan velg diameter kecil, maka konsumsi BBM bisa irit,” ucapnya. Selain itu, kondisi jalanan yang kurang bagus juga menjadi faktor pendukung.

Hal ini juga diamini oleh Moses, “Konsumen sekarang jarang pilih diameter 19 inci.” Rata-rata yang dipilih untuk sedan menengah antara 18 inci atau 20 inci. “Nyaman, nyaman sekalian. Fashion, fashion sekalian,” tambahnya. Dengan diameter 18 inci, ban yang dipakai profilnya relatif tebal, “Masih bisa dapat unsur kenyamanan, ” tukasnya lebih lanjut.

Sedangkan untuk 20 inci, “Terlihat lebih berisi di ruang fender dibanding 19 inci. Toh kenyamanan juga sama-sama hilang,” sergahnya. Selain itu, “Kalau 20 inci biasanya konsumen jarang yang menambahkan lowering kit, karena sudah terlihat pas,” tutup Moses tentang perilaku konsumen velg masa kini. Jadi Anda lebih pilih mana?  (mobil.otomotifnet.com)