Jakarta - Guna mengetahui ruas kemacetan dan mengambil solusinya untuk tingkat nasional, Korps Lantas Mabes Polri menerapkan National Traffic Management Center (TMC). Teknologi tersebut telah diberlakukan saat Natal dan Tahun Baru 2011 lalu.
Saat ini tengah dikebut pembangunan gedung permanen berlantai 6 di kawasan kantor Korps Lantas Polri Jl. MT Haryono, Jakarta. Buat apa gedung anyar dibangun?
Berdirinya gedung anyar itu, sejatinya dipakai sebagai ‘markas’ pemantauan lalu lintas di seluruh Indonesia. Kalau selama ini hanya mengenal Traffic Management Centre yang dioperasionalkan untuk kawasan DKI Jaya, kali ini cakupannya nasional.
Menurut Waka Korps Lantas Polri Brigjen Pol. Drs. Didik Purnomo, penerapan NTMC ini memang menjadi bagian penerapan UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya.
"Bahwa segala usaha termasuk penggunaan teknologi untuk membantu mengatasi masalah lalu lintas di Indonesia. Penerapan NTMC ini juga menegaskan bahwa kita harus melek IT (Information Techology). Ini sudah merupakan tuntutan perkembangan teknologi yang sudah mengglobal," ujar Didik.
Cara kerja NTMC ini berupa pemantauan kondisi lalu lintas di ruas-ruas tertentu yang langsung bisa dibaca dari pusat komando terletak di markas Korps Lantas Polri, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan. Dari situ informasi soal lalulintas bisa dilaporkan kepada pusat pengendalian, termasuk informasi pengalihan jalan.
"Yang paling baru misalnya soal banjir lumpur dingin di Magelang itu, yang membuat ruas jalan utama terputus, langsung bisa diinformasikan kepada pengguna jalan. Termasuk pengalihan jalannya," ujarnya.
Untuk tahap awal memang masih sebatas itu. Namun ke depan, NTMC akan memanfaatkan teknologi yang ada sehingga penggunaannya dimungkinkan seperti halnya di kota-kota besar Eropa. Misalnya mengetahui pergerakan kendaraan yang ada.
Demi sukses pelaksanaan NTMC ini pihak Polri juga tidak bekerja sendiri. Melainkan juga bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum menyangkut penggunaan jalan serta rambu-rambu lalu lintas.
Nantinya, NTMC juga dijadikan untuk pusat data kecelakaan secara nasional, data seputar jalan dan tentu saja kendaraan.
Bahkan sebagai pusat pengendali situasi lalu lintas, Korps Lantas Polri juga membuka akses seputar lalu lintas pada facebook dan twitter.
Untuk tahap awal ini, pihak Korps Lantas Polri masih bekerja sama dengan TMC Polda Metro Jaya, kemudian Polda Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatra Utara dan Sumatra Selatan.
Khusus untuk Sumatra Selatan karena provinsi itu akan menjadi tuan rumah SEA Games 2011. Dengan Polda Jawa Timur, pihak NTMC juga masih memanfaatkan intrastruktur milik Pemda.
Yang jelas, lanjut Didik, meski berskala nasional, NTMC tidak akan mencakup seluruh wilayah di 33 propinsi Indonesia. Selain memang tidak perlu mencakup hingga seluruh propinsi, juga ini menyangkut cost yang sangat mahal.
Karena untuk pengendalian antarwilayah itu dibutuhkan perangkat keras dan lunak. Misalnya memasang CCTV pada ruas jalan yang dianggap perlu untuk dihubungkan ke pusat pengendalian di markas NTMC.
Jadi masih kurang, begitu ya pak? (mobil.otomotifnet.com)
Saat ini tengah dikebut pembangunan gedung permanen berlantai 6 di kawasan kantor Korps Lantas Polri Jl. MT Haryono, Jakarta. Buat apa gedung anyar dibangun?
Berdirinya gedung anyar itu, sejatinya dipakai sebagai ‘markas’ pemantauan lalu lintas di seluruh Indonesia. Kalau selama ini hanya mengenal Traffic Management Centre yang dioperasionalkan untuk kawasan DKI Jaya, kali ini cakupannya nasional.
Menurut Waka Korps Lantas Polri Brigjen Pol. Drs. Didik Purnomo, penerapan NTMC ini memang menjadi bagian penerapan UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya.
"Bahwa segala usaha termasuk penggunaan teknologi untuk membantu mengatasi masalah lalu lintas di Indonesia. Penerapan NTMC ini juga menegaskan bahwa kita harus melek IT (Information Techology). Ini sudah merupakan tuntutan perkembangan teknologi yang sudah mengglobal," ujar Didik.
Cara kerja NTMC ini berupa pemantauan kondisi lalu lintas di ruas-ruas tertentu yang langsung bisa dibaca dari pusat komando terletak di markas Korps Lantas Polri, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan. Dari situ informasi soal lalulintas bisa dilaporkan kepada pusat pengendalian, termasuk informasi pengalihan jalan.
"Yang paling baru misalnya soal banjir lumpur dingin di Magelang itu, yang membuat ruas jalan utama terputus, langsung bisa diinformasikan kepada pengguna jalan. Termasuk pengalihan jalannya," ujarnya.
Untuk tahap awal memang masih sebatas itu. Namun ke depan, NTMC akan memanfaatkan teknologi yang ada sehingga penggunaannya dimungkinkan seperti halnya di kota-kota besar Eropa. Misalnya mengetahui pergerakan kendaraan yang ada.
Brigjen Pol Drs Didik Purnomo, kita harus melek teknologi (kiri). Darmaningtyas, teve bisa merusak konsentrasi pengendara(Kiri). |
Nantinya, NTMC juga dijadikan untuk pusat data kecelakaan secara nasional, data seputar jalan dan tentu saja kendaraan.
Bahkan sebagai pusat pengendali situasi lalu lintas, Korps Lantas Polri juga membuka akses seputar lalu lintas pada facebook dan twitter.
Khusus untuk Sumatra Selatan karena provinsi itu akan menjadi tuan rumah SEA Games 2011. Dengan Polda Jawa Timur, pihak NTMC juga masih memanfaatkan intrastruktur milik Pemda.
Yang jelas, lanjut Didik, meski berskala nasional, NTMC tidak akan mencakup seluruh wilayah di 33 propinsi Indonesia. Selain memang tidak perlu mencakup hingga seluruh propinsi, juga ini menyangkut cost yang sangat mahal.
Karena untuk pengendalian antarwilayah itu dibutuhkan perangkat keras dan lunak. Misalnya memasang CCTV pada ruas jalan yang dianggap perlu untuk dihubungkan ke pusat pengendalian di markas NTMC.
Jadi masih kurang, begitu ya pak? (mobil.otomotifnet.com)