Tidak ingin kondisi yang semakin memburuk terjadi, Carmelo Ezpeleta sebagai CEO Dorna Sports (promotor MotoGP) pun mengusulkan regulasi baru untuk motor prototipe. Pembatasan tersebut melingkupi limit putaran mesin (RPM) hingga maksimal 16.000 RPM dan penggunaan ECU (Engine Control Unit) alias sistem kelistrikan tunggal pada motor prototipe.
Meski Ezpeleta sudah membicarakan hal tersebut dengan 3 pabrikan di MotoGP (Ducati, Honda dan Yamaha), namun antusias pabrikan masih cukup minim. Belakangan tim Ducati yang mulai melihat hal ini dari sisi lain, pun menyatakan dukungan mereka untuk mencari solusi terbaik agar MotoGP tetap semarak.
“Bagi kami, balap adalah tempat mengembangkan teknologi dan pengembangan skill kru teknis. Tapi di sisi lain, kami adalah aktor di MotoGP dan paham masalah yang terjadi sekarang. Jadi mau tidak mau, harus ada solusi antara pengembangan teknologi dengan keberlangsungan kejuaraan MotoGP dalam kondisi kesulitan sisi perekonomian seperti ini,” jelas Claudio Domenicalli, CEO Ducati Corse.
“Tentang pembatasan putaran mesin hingga maksimal 16.000 RPM dan ECU, adalah hal yang sangat kami benci. Khusus untuk ECU, kami harus mempertimbangkannya secara mendalam. Sebab kami melakukan pengembangan teknologi motor berhubungan erat dengan sistem kelistrikan. Tapi kami tetap harus menemukan solusi lain, agar MotoGP tetap ramai,” lanjut Domenicalli.
Kabarnya Ezpeleta ingin ada kesepakatan yang tercapai pada bulan Mei tentang hal ini. Disamping mengurangi gap antara motor prototipe dengan CRT (Claiming Rule Team), juga menjadikan biaya di MotoGP lebih terjangkau bagi tim privat. (otosport.co.id)