Penjualan terbanyak disumbangkan Pulsar 135 LS |
OTOMOTIFNET - Setidaknya sampai saat ini ada 4 model motor sport yang jadi andalan penjualan PT Bajaj Auto Indonesia (BAI). Yakni Pulsar 180 DTS-i, Pulsar 200, XCD 125 DTS-Si dan yang paling anyar adalah Pulsar 135 LS.
Dengan ke-4 senjata tersebut, sampai dengan Agustus tahun ini, penjualan motor Bajaj sudah mencapai angka 10.000 unit.
“Penjualan terbanyak disumbangkan Pulsar 135 LS, dengan total angka penjualan sampai bulan ini sebanyak 6.400 unit,” ujar Rizal Tandju, marketing & PR asst. Manager BAI.
Sementara soal target penjualan per tahun semua varian, BAI yakin akan dapat menembus angka 25.000 unit. Tentu bukanlah hal yang mudah, bila target tersebut dicapai tanpa adanya strategi yang matang.
Strategi yang paling urgent diterapkan adalah penambahan jumlah outlet penjualan di seluruh Indonesia. Saat ini di 60 kota di Tanah Air baru berdiri 90 outlet penjualan Bajaj.
“BAI akan agresif dalam mengembangkan jaringan penjualan. Hal tersebut tentunya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen motor. Sampai akhir tahun ini, jaringan penjualan BAI akan bertambah 30 outlet lagi. Jadi totalnya akan ada 120 outlet,” terang Rizal.
Selain penambahan outlet, BAI juga melihat strategi lain yang bisa diterapkan agar penjualan Bajaj meningkat. Yakni hadirkan produk motor sport dengan harga setara motor bebek.
“Bajaj akan memberikan pilihan pada pelanggan yang saat ini mayoritas pelanggan bebek, untuk dapat memiliki motor sport impian mereka dengan harga bebek. Sehingga kesenangan menjadi seorang bikers dapat dirasakan oleh para komuter,” terang pria yang berkantor di menara Imperium, Kuningan, Jaksel ini.
Tak hanya itu, komitmen BAI terhadap konsumen motor semakin meningkat. Hal tersebut terlihat dari rencana pabrikan motor India ini yang akan berinvestasi dan memulai CKD untuk produknya. “Itu rencana tahun depan,”jelas Rizal singkat.
Dengan strategi-strategi tersebut, BAI mengharapkan market share motor sport nasional pada masa-masa mendatang, bisa naik lagi seperti pada 1995 yang mencapai 20%.
Penulis/Foto: Oct / Aant