Jonfis: Kami Ingin Hidup

Editor - Kamis, 7 Agustus 2008 | 20:55 WIB

(Editor - )


Jonfis Fandy

Begitulah jawaban Jonfis Fandy, Direktur Marketing & After Sales Service PT. Honda Prospect Motor (HPM) via ponsel kepada OTOMOTIFNET.com, Kamis (7/8) malam. Diungkapkan, penyebab utama kenaikan harga New Jazz lebih kepada naiknya harga-harga material (bahan baku), seperti besi, aluminium, plastik serta baja. "Kenaikannya rata-rata 30-40%," sahutnya.

Dan kenaikan ini sudah berlangsung lama. Artinya, bila kenaikan harga ini ditunda lagi maka akan menyebabkan dampak kerugian kepada proses produksi. "Tidak hanya Honda saja yang ingin hidup, tapi juga industri supporting yang pada akhirnya industrinya itu sendiri."

Sebagai mobil baru yang saat ini tengah menjadi primadona, kenaikan ini tentu mengejutkan. Apalagi melihat daftar indennya yang semakin panjang. Sepanjang Juli silam, All New Jazz terjual sebanyak 2.171 unit. Jauh meningkat hingga 152% dibanding Juni (859 unit). Dengan perolehan tersebut otomatis menambah total angka penjualan Honda Jazz di sepanjang 2008 ini sebanyak 9.963 unit. "Kami sudah berusaha keras agar indennya tidak terlalu lama," tegas Jonfis.

Soal kenaikan harga New Jazz ini, Jonfis tidak merasa khawatir akan "ditinggalkan" konsumen loyalnya, karena, "Kayaknya bukan hanya kita yang naik, beberapa merek lain juga sudah naik harga kok. Dan kenapa kita naikkan sekarang itu lebih kepada timing saja." Karena menurutnya, sudah sejak awal pihaknya sudah menyatakan kalau harga New jazz tidak mengikat. Lalu, apakah kenaikan per tanggal 7 Agustus ini juga tidak mengikat? "Kali ini mudah-mudahan final," tegasnya.

Lantas, bagaimana dengan harga City, Civic, Odyssey, New Accord, New CR-V? "Segera menyusul secepatnya," Waduh.

Penulis: g4m