Sandaran kepala aktif mengurangi gerakan kepala ketika ada entakan |
OTOMOTIFNET - Bagi yang kerap beraktivitas dengan mobil dan kadang merasa pegal-pegal, sakit atau mengira terjadi salah urat pada bagian leher, segera perhatikan kondisi kursi kendaraan Anda. Bisa jadi salah satu penyebabnya akibat dari penggunaan headrest yang tidak tepat.
Headrest yang kependekan dari head restraint pada kursi mobil, pertama kali ditemukan dan didesain pada 1950-an di Amerika, berfungsi menopang kepala bagian belakang. Buat mencegah risiko cedera pada pundak, leher dan kepala akibat entakan ketika kendaraan mengalami benturan.
Institute for Traffic Accident Research and Data Analysis, Jepang menyebutkan, akibat benturan dari belakang, paling banyak cedera dialami leher (91,8%), wilayah pundak 3,1%, kepala dan muka 2,6%.
Namun siapa pun tidak ingin mengalami kejadian buruk. Hanya saja, kita sering mengalami kondisi lalu lintas stop and go, misal di lampu merah dan jalanan macet. Jika kurang perhatian pada posisi headrest, bisa-bisa leher dan kepala pun jadi sakit.
Headrest dibuat dari busa lembut dan posisinya dapat disetel agar benar-benar dapat memberi keselamatan dan kenyamanan. Beragam bentuk dan modelnya tergantung keperluan masing-masing kendaraan, yang jelas fungsinya sama.
Ada model yang dapat disetel tinggi dan rendah dalam 2 atau 3 kali tahapan (klik). Ada pula sudut headrest juga dapat diatur ke depan dan belakang dengan beberapa kali tekukan atau digerakkan dengan lembut.
Headrest yang pada umumnya dipakai, jika terjadi benturan keras dari belakang misalnya, posisinya tetap pada tempatnya. Jika setelannya tidak tepat, ia tidak dapat menahan kepala yang tersentak ke belakang. Sandaran kepala jenis ini memiliki tungkai sekitar 30 cm yang ditancapkan di atas kursi.
| Headrest pada umumnya, tungkai pendek dan dapat dilepas |
Sejalan perkembangan teknologi dan lebih mengutamakan faktor keselamatan, pabrikan mobil membuat headrest aktif. Jika ada benturan, menabrak sesuatu atau ditabrak dari belakang, posisi sandaran kepala ikut bergerak kedepan. Tentunya ini mengurangi risiko cedera leher.
Pada situs nissan-global.com diperlihatkan simulasi cara kerja headrest aktif. Tampak kepala hanya bergerak sedikit bahkan nyaris tetap tegak. Tungkai penunjangnya terhubung hingga ke bagian dalam bawah sandaran kursi.
Sementara di safetytoyota.com, ada kursi konsep WIL (whiplash injurry lessening). Dikombinasi dengan headrest aktif, diyakini mampu mengurangi 10-20% cedera salah urat pada leher. Ketika terkena benturan dari belakang, kursi ikut bergerak bersamaan dengan pergerakan headrest.
Kursi canggih ini bekerja berdasarkan sensor. Seandainya kena benturan dari belakang, unit sensor di sandaran bagian bawah (sekitar bokong) segera bereaksi. Kemudian terhubung ke seperangkat alat yang membuat tungkai penunjang headrest bergerak, kepala pun tidak ikut tersentak ke belakang.
Jadi, jangan sepelekan penggunaan headrest di mobil Anda, karena itu bukan sekadar sandaran kepala.
Penulis/Foto: Fend / Yosi, Dok.Otomotif