OTOMOTIFNET – Dengan beroperasinya line produksi Hyundai H1 di pabrik perakitan milik PT Hyundai Motor Indonesia (HMI) di Pondok Ungu, Bekasi artinya membuka pasar Hyundai H1 CKD dari Indonesian di kawasan Asean. Di pasar Asean, perjanjian AFTA membuat Hyundai H1 dari Indonesia lebih kompetitif dibandingkan CBU dari Korea.
Pasalnya dengan AFTA mulai 2010 pajak bea masuk mobil CBU antar negara Asean jadi 0%. Hal ini dibuktikan dengan datangnya permintaan dari Thailand. Rencananya PT HMI akan segera melempar Hyundai H1 ke Thailand per Juli 2010.
“Totalnya kita akan kirim 100 unit Hyundai H1 bermesin diesel perbulan ke Thailand, permintaan itu akan terus meningkan menjadi 150 unit di bulan-bulan berikutnya,” buka Jongkie D Sugiarto, Presdir PT HMI. “Setelah Thailand pasar paling potensial berikutnya adalah Philipina,” lanjutnya.
“Di Philipina, Hyundai H1 laku keras. Penjualan di sana perbulannya bisa tembus 250 unit,” yakin Jongkie. Meski begitu untuk bisa masuk ke pasar Philipina tidak semudah membalikan telapak tangan. Masalah utama yang menghadang adalah Philipina mengadopsi mobil dengan setir kiri.
“Itu artinya kita perlu investasi peralatan lagi di pabrik agar mampu membuat Hyundai H1 setir kiri. Kira-kira kita butuh dana sekitar Rp 10 Milyar lagi,” jelas pria ramah ini.
Sama seperti Thailand, ekspor ke Philipina nantinya juga akan di dominasi oleh varian diesel. Bermodal mesin CRDi 2.497 cc, mesin ini memiliki daya maksimal 125 kW pada 3.800 rpm dan torsi 392 Nm pada 2.000-2.500 rpm.
Penulis/Foto: Popo