Terkadang ketersediaan layanan purna jual seperti spare part menjadi ganjalang saat hendak membeli mobil completely built up (CBU). Kekhawatiran ini wajar saja terjadi sebab perawatan berkala tetap harus di lakukan. Minimal pergantian part fast moving yang membutuhkan ketersediaan barang dapat terpenuhi.
Sebenarnya kini hampir semua Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang memasukan mobil CBU ke Indonesia telah membarengi penjualan unitnya dengan stok spare part.
“Penjualan unit mobil menjadi satu kesatuan dengan ketersediaan spare part, jadi tidak perlu khawatir selama melalui ATPM,” buka Susilo Darmawan, CEO PT Garuda Mataram Motor, importir sekaligus ATPM merek Audi di Indonesia.
Contohnya Audi, pabrikan mobil asal Jerman ini menjamin ketersediaan part sampai jangka waktu 10 tahun setelah tipe mobil berhenti produksi. Selebihnya hanya melayani pelayanan pembelian by order saja. “Pernah ada Audi tahun 1980-an datang ke bengkel resmi kami lalu minta dicarikan spare part, kami tetap layani dan semuanya permintaanya ada,” Kenang Susilo.
Menurut Susilo pihaknya menjamin ketersediaan spare part fast moving selalu ready stock di bengkel resmi Audi. “Sedang yang slow moving, menunggu stock dari Audi part di Singapura. Paling lama memakan waktu 2 kali 24 jam. Atau langsung dari Jerman, dengan lama waktu pengiriman barang 14 hari kerja,” terang Susilo panjang lebar.
Agaknya kekhawatiran tidak adanya spare part mobil CBU bisa sedikit dihilangkan. Selain itu bagi ATPM sendiri bisnis spare part merupakan sumber penghasilan yang tidak sedikit. Untuk Audi sendiri kabarnya terjadi perputaran uang Rp 1,8 sampai 2 milyar tiap bulannya. So, enggak perlu khawatir lagi!
Penulis/Foto: Popo/AUDI