"Di luar negeri khususnya di Eropa, hampir semua stunt rider menggunakan motor berkapasitas mesin besar," jelas Reza SS, stunt rider yang jadi tim panitia di gelaran ini. Motor 600 cc jadi yang paling digemari karena memiliki tenaga mumpuni tapi dimensinya dan bobotnya tak terlalu besar. Sebagai permulaan, khusus untuk Asean mesin 250 cc jadi pilihan.
"Di Thailand juga sudah mulai berpindah ke big bike. Sebelumnya di saja banyak yang menggunakan Kawasaki KSR, tapi sekarang sudah banyak yang pakai motor 600 cc seperti Kawasaki ER-6n atau Honda CBR600R," buka Keng Zombie, stunt rider asal Thailand.
Baginya turun di dengan motor 250 cc juga menjadi menarik, karena jarang stunt rider di Thailand yang menggunakannya. "Jarang yang pakai mid bike 250 cc, biasanya langsung ke big bike. Tapi kami sangat antusias untuk mencobanya," sambungnya.
Regulasi inipun jadi tantangan bagi stunt rider lokal, bedanya kebanyakan malah jarang pakai motor 250 cc. "Biasa pakai V-Ixion, tapi karena regulasinya harus 250cc, saya pakai Ninja 250. Harus adaptasi di feeling mesin dan suspensi, tapi kalau sudah di atas sih sama saja," papar M Mizar stunt rider asal Bandung yang sukses jadi juara ketiga di Asean Stunt Day.
Bahkan beberapa stunt rider Indonesia juga terlihat belum biasa dan turun dengan motor sewaan atau pinjaman dari sesama stunt rider. Tahun depan harus dibiasakan ya! (otomotifnet.com)