Jakarta – Kondisi lingkungan yang makin memprihatinkan dari hari ke hari turut disikapi oleh para produsen mobil dengan mengeluarkan produk yang makin ramah lingkungan. Tak terkecuali Daihatsu. Dan dalam mengembangkan teknologi masa depan, Daihatsu memiliki tiga tahap pada teknologi hijaunya.
Yang pertama dalam teknologi Daihatsu adalah teknologi “Eco-Idle”. Sistem teknologi eco-idle ini mampu mengatur hidup dan mati mesin secara otomatis dalam keadaan macet untuk mencapai efisiensi konsumsi bahan bakar. Pada tahap ini dengan sistem i-EGR mampu menghasilkan pembakaran sempurna dan meminumkan keluaran gas CO2.
Setelah tahap pertama Daihatsu melanjutkan pengembangan teknologi pada tahap kedua dengan menggunakan mesin 2 silinder turbocharged. Pada tahap kedua ini mesin memiliki komponen yang lebih sedikit, sehingga lebih ringan, dan menggunakan sumber daya alam yang lebih sedikit.
Dengan “active ignition system” dan berbagai improvement lainnya, efisiensi penggunaan bahan bakar bisa mencapai 30%. Daihatsu ingin menghadirkan kenyamanan dalam berkendara dan efisiensi bahan bakar, meskipun dengan mesin cc rendah melalui sistem turbo yang ada pada tahap ini.
Tahap terakhir adalah Precious Metal Free Liquid Feed Fuel Cell (PMfLFC). Pada tahap ini emisi gas buang CO2 nol, ini merupakan wujud kendaraan yang ramah lingkungan. Bahan pembuatan kendaraan ini menggunakan sumber daya alam yang lebih sedikit, tidak mengandung logam mulia, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih rendah.
Proses ini berfokus pada penggunaan bahan bakar cair baru yaitu Hidrazin Hidrat. Zat ini memiliki kepadatan yang energi yang tinggi dan tidak menghasilkan CO2. Zat ini adalah bahan bakar cair yang tepat untuk mobil ramah lingkungan generasi baru.
“Semua tahapan atau langkah ini merupakan wujud komitmen Daihatsu untuk menghadirkan kendaraan yang kompak, ramah lingkungan dan dengan harga yang terjangkau”, kata Satriyo Budiutomo, Executive Coordinator Development Project Team Research & Development Division. (mobil.otomotifnet.com)
Yang pertama dalam teknologi Daihatsu adalah teknologi “Eco-Idle”. Sistem teknologi eco-idle ini mampu mengatur hidup dan mati mesin secara otomatis dalam keadaan macet untuk mencapai efisiensi konsumsi bahan bakar. Pada tahap ini dengan sistem i-EGR mampu menghasilkan pembakaran sempurna dan meminumkan keluaran gas CO2.
Setelah tahap pertama Daihatsu melanjutkan pengembangan teknologi pada tahap kedua dengan menggunakan mesin 2 silinder turbocharged. Pada tahap kedua ini mesin memiliki komponen yang lebih sedikit, sehingga lebih ringan, dan menggunakan sumber daya alam yang lebih sedikit.
Dengan “active ignition system” dan berbagai improvement lainnya, efisiensi penggunaan bahan bakar bisa mencapai 30%. Daihatsu ingin menghadirkan kenyamanan dalam berkendara dan efisiensi bahan bakar, meskipun dengan mesin cc rendah melalui sistem turbo yang ada pada tahap ini.
Tahap terakhir adalah Precious Metal Free Liquid Feed Fuel Cell (PMfLFC). Pada tahap ini emisi gas buang CO2 nol, ini merupakan wujud kendaraan yang ramah lingkungan. Bahan pembuatan kendaraan ini menggunakan sumber daya alam yang lebih sedikit, tidak mengandung logam mulia, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih rendah.
Proses ini berfokus pada penggunaan bahan bakar cair baru yaitu Hidrazin Hidrat. Zat ini memiliki kepadatan yang energi yang tinggi dan tidak menghasilkan CO2. Zat ini adalah bahan bakar cair yang tepat untuk mobil ramah lingkungan generasi baru.
“Semua tahapan atau langkah ini merupakan wujud komitmen Daihatsu untuk menghadirkan kendaraan yang kompak, ramah lingkungan dan dengan harga yang terjangkau”, kata Satriyo Budiutomo, Executive Coordinator Development Project Team Research & Development Division. (mobil.otomotifnet.com)