Macam Transmisi Otomatis, Matik Konvesional

billy - Senin, 11 Juni 2012 | 08:01 WIB

(billy - )

 
JAKARTA - Prinsip dasarnya, menggunakan tekanan oli dan torque converter untuk menggerakkan perpindahan gigi. Makanya, seluruh perangkat kopling terendam oli ATF (Automatic Transmission Fluid). Efek jeleknya, karena masih terendam oli. Maka gejala slip seperti kopling loss masih suka terasa. Pastinya bikin akselerasi lebih tertahan daripada girboks manual.

"Jadi, misalkan posisi gigi 1, maka seiring putaran mesin yang semakin tinggi. Maka tekanan oli akan membuka ke katup gigi yang lebih tinggi, begitu seterusnya," ucap Audi Wastro, pemilik bengkel Champ Motor di bilangan Cipinang, Jaktim. Katup ini biasanya ditahan oleh sebuah per. Makanya, ketika tekanan oli rendah, maka tekanan per akan membuat gigi pindah kembali ke posisi yang lebih rendah.

Coba perhatikan deh, biasanya pada girbok ini ada sebuah tombol Overdrive (O/D). Tak lagi mengandalkan tekanan oli, kebanyakan diatur secara eletronik. Beda misal di tuas transmisi ada posisi D4, biasanya sudah tidak lagi menggunakan fitur O/D.

"Transmisi ini juga ada fitur kick down. Tujuannya memindahkan gigi ke lebih rendah, seandainya ingin mencari akselerasi lebih cepat," sambung Wastro. Pada model lama, fitur ini menggunakan kabel. Jadi, ketika pedal gas diinjak sampai habis. Rasanya akan seperti pindah ke gigi lebih rendah, dan putaran mesin juga akan meningkat.

Demi keamanan, tuas transmisi otomatis tidak akan bisa masuk ke gigi mundur, kecuali sambil menekan sebuah tombol. Pun begitu, biasanya tak akan bisa apabila kendaraan masih dalam keadaan berjalan. Kalau pun dipaksa masuk, transmisi akan loss dan terasa seperti masuk ke posisi Netral. Jadi, mencegah kerusakan pada gigi penerus daya.  (mobil.otomotifnet.com)