Kapok dibonceng takut gubrak |
Yup siapa lagi kalau bukan ustadz H. M. Nur Maulana. Penceramah yang punya gaya berdakwah khas ini selain punya sapaan khas buat jamaahnya juga aksi panggungnya yang memukau.
Kalau ketemu dengan ustadz Nur Maulana jangan jaim atawa jaga image. Sebab ustadz kelahiran September 1974 ini mudah sekali akrab, lincah dan sapaan renyah kepada siapa pun. Saat MOTOR Plus menanyakan seputar motor, ia langsung senyum, "Malu saya...," bilangnya sambil menutup sebagian mukanya.
Suami Hj. Nur Aliyah ini pun melanjutkan ceritanya dengan sedikit malu, "Dulu saya akrab dengan Vespa, karena satu-satunya motor orang tua, Vespa. Setelah kerja, motor pertama Honda Astrea Prima. Dari tahun 2000 hingga 2007. Setelah 2007 ganti Honda Karisma. Ada juga Yamaha Mio, tapi yang biasa dipakai istri," kenang ustadz yang sedang menunggu kelahiran putra keduanya ini.
Ustadz yang rutin mengisi dakwah setiap pagi dalam acara bertajuk ‘Islam Itu Indah' ini sekarang jarang naik motor. "Kalau naik motor banyak yang kenal. Dipanggil, kan nggak enak kalo nggak menyapa balik," aku putera pasangan Maulana dan Masyita ini.
Ustadz Maulana, panggilan karibnya mengawali dakwah sejak usia belasan tahun. Cita-citanya memang sebagai pendakwah, begitu lulus sekolah tingkat pertama, langsung masuk pesantren An-Nahdah di Sulawesi Selatan. Lulus dari pesantren ustadz pun mengabdikan diri pada pesantren almamaternya, sambil berdakwah di masyarakat dan masjid.
Saat berdakwah ia selalu ditemani Honda Astrea Prima-nya. "Saya naik motor sampai melewati tiga kabupaten. Dari Makassar ke Bone, melalui Gowa dan Jeneponto. Kalau ditempuh pakai motor sekitar 4 jam perjalanan. Total jaraknya, lebih dari 100 km," rinci ustadz yang lagi naik daun itu.
Alhamdulillah sekarang dakwah sudah enak, nggak perlu keliling naik motor karena bisa lewat TV. Sekali ngomong kan sudah banyak yang dengar dan menyimak. Makanya sekarang ini sudah jarang naik motor.
Ayah dari Munawarah (2 tahun) ini kangen naik motor. "Makanya kalau di Makassar naik motor pakai helm full-face alias tertutup. Maksudnya biar nggak banyak yang ngenali," kekeh ustadz yang merasa nggak enak menolak kalau ada undangan dakwah di Makassar.
Saat Ramadhan, menurut ustadz kocak ini ada tiga kegiatan di mana banyak orang melakukan aktivitas bermotor. Pertama, menjelang buka puasa, lalu malam atau setelah tarawih dan setelah sahur. “Biasanya waktu itu digunakan untuk kumpul bareng teman naik motor. Nggak apa-apa yang penting patuh aturan lalu lintas,” pesan ustadz Maulana.
Gunakan jalur motor jangan ambil jalur mobil apalagi busway. “Ngeri.," anjur ustadz yang kapok dibonceng karena pernah juga jatuh dari motor.
Tetap ngangenin ya ustadz! (motorplus-online.com)