Perhatikan 10 Check List Wajib Pada Ban, Sebelum Start Mudik

Editor - Kamis, 9 September 2010 | 09:48 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Pengen perjalanan mudik lancar dan selamat sampai tujuan? Kunci vitalnya adalah kualitas ban yang prima. Ban memegang peran penting karena keempat tapak yang lebarnya ‘hanya’ beberapa puluh sentimeter  persegi tersebut merupakan satu-satunya ‘pijakan’ yang menghubungkan kendaraan dengan permukaan jalan.

Kestabilan dan laju kendaraan banyak ditentukan oleh ban. Enggak cuma belanja, demi keselamatan, ada baiknya Anda punya safety check list untuk scanning tapak-tapak kaki kendaraan anda.

1.Ukuran ban dan corak telapak ban harus sama dalam satu kendaraan. Usahakan satu merek dalam satu kendaraan. Minimal pada satu as bermerek sama.

2. Pakailah ban dengan konstruksi (radial atau bias) yang sama dalam kendaraan. Jangan menggabungkan konstruksi serta baja di satu sisi dengan konstruksi serta polyester/nylon di sisi lainnya. Meskipun bagus, konstruksi beda bikin gampang selip.

3. Ban tubeless harus dipasang pada pelek tubeless, dan jangan memakai ban dalam karena pada kecepatan tinggi panas ban akan cepat naik. Pelek untuk ban tubeless, punya hump tambahan untuk menahan ban dan mencegah angin keluar. Kalau ban tube (ban dalam) dipasang pada pelek tubeless/racing, akan terjadi pengurangan tekanan angin secara drastis.


Waspadai botak dan pamer tulang belulang alias serat baja. Gampang selip dan pecah

Wheel alignment (spooring)-balancing teratur, memastikan semua masih presisi

Standar is the best.Profil tipis di jalan antar provinsi, resiko pelek peyang sampai pecah ban

Tubeless atau Tube? Ban dan pelek kudu matching, cegah angin lolos

4. Pemasangan ban dalam harus sesuai dengan ukuran ban luar, gunakanlah merek yang sama. Jangan memakai ban dalam untuk ban luar dengan seri rendah (65 ke bawah).

5. Hindari penggunaan ban gundul, yang sudah divulkanisir ataupun cacat berat, apalagi sudah terlihat seratnya. Ban seperti ini tidak mempunyai daya cengkeram yang baik. Apalagi seperti saat ini dimana cuaca tidak menentu. Dari panas terik bisa mendadak hujan deras dan jalanan licin. Ban gundul jadi mudah slip. Selain itu karena sudah tipis, ban juga rentan rusak saat mendapat benturan.

6. Pensiunkan ban yang sudah terlihat kawat-kawatnya atau benjol. Serat ban yang langsung menyentuh dan bergesekan dengan permukaan jalan jadi mudah terurai. Padahal serat di ban berfungsi seperti tulang di tubuh kita. “Kalau sudah terurai, ban jadi rawan pecah. Ciri-cirinya benjolan. Itu akibat tekanan udara ke dinding ban yang sudah tidak bertulang,” terang Ign Dwi Triono, ketua Tim Tire Adjustment Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia.

7. Jangan mengangkut muatan melebihi kapasitas. Tiap ban punya batas maksimum angkutnya. Kelebihan muatan bikin mobil tidak stabil dan ban mudah pecah.

8. Periksa dan jagalah tekanan angin ban pada kendaraan Anda secara berkala. Periksa dan sesuaikan tekanan angin ban dalam kondisi dingin. Kalau mau praktis, bisa pakai peranti Tire Pressure Monitoring System. Peranti ini memantau suhu dan tekanan ban. Tak perlu repot jongkok, Anda bisa mendapatkan update-nya lewat monitor digital yang terpasang di kabin.

9. Rawatlah peranti kaki-kaki roda dan rotasi ban secara berkala agar keausan ban menjadi rata.

10. Pergunakan ban pada pelek yang sesuai dengan yang direkomendasikan pabrikan mobil. Tinggalkan ban dan pelek modifikasi. “Untuk perjalanan jauh seperti mudik paling aman pakai standar. Tapi kalau udah diganti, maksimal pelek naik 1 inci,” kata Dalvin Kartawijaya dari CK Motorsport, Kedoya, Jakbar.

Penulis/Foto: eRIE, Nawita / Johan