Perawatan Transmisi Automatic, Ribet Gak Ya?

Editor - Senin, 12 April 2010 | 13:04 WIB

Perawatan Transmisi Automatic, Ribet Gak Ya? (Editor - )

OTOMOTIFNET - Merawat mobil bertransmisi otomatis tak sesulit yang dibayangkan banyak orang. Kuncinya adalah pengecekan serta penggantian oli transmisi (Automatic Transmission Fluid)

Kenali dan rawatlah mobil matik Anda untuk membuat performanya terus maksimal selama digunakan. Lakukan langkah tepat dan benar dalam memperlakukan mobil ‘nyaman’ ini. Kewajiban si empunya tidak sekadar menginjak pedal gas dan rem semata.

Cara mengemudi mobil matik yang tepat menjadi hal pertama yang bisa dilakukan. Mulai saat berada di garasi hingga beraksi di jalan, perlakuan driver  terhadap transmisi otomatis menentukan kondisi komponen jerohan transmisi dalam kondisi baik.

Cerdas menggunakan transmisi matik saat beraksi seperti di tanjakan atau turunan, kemacetan, dan menyalip, merupakan modal yang baik bagi pengemudi (baca artikel “Pakai trik supaya aman”).

Setelah perlakukan di jalan, perawatan yang benar juga dibutuhkan agar transmisi pintar ini tetap awet.

Cek ATF


Hampir sebagian besar kerusakan pada transpoter bertransmisi otomatis disebabkan oleh kelalaian penggantian oli ATF (Automatic Transmission Fluid). Tak heran kalau poin terpenting dalam perawatan matik adalah pengecekan serta penggantian oli transmisi (ATF).

Berdasarkan Buku Pedoman Pemilik Kendaraan, rentang jarak atau waktu pemakaian oli transmisi otomatis lebih panjang dibanding yang manual. Meskipun beban kerja ATF jauh lebih berat dari oli transmisi manual, yaitu menerima tekanan dan suhu tinggi, menerima gesekan pelat kopling, dan menjadi pelumas antar-roda gigi.

Umumnya oli transmisi manual memiliki rentang penggantian 20.000 kilometer. Sementara ATF alias oli transmisi otomatis bisa mencapai 50.000 kilometer. Malahan ada beberapa pabrikan mobil, terutama dari Eropa, mengklaim penggunaan ATF-nya hingga 100.000 kilometer atau 5 tahun pemakaian.

“Namun perlu dipertimbangkan untuk kondisi di Tanah Air, pemakaian ATF bisa terpangkas hingga maksimum 50.000 km. Selain kondisi di lapangan berupa iklim yang panas, faktor kemacetan juga memperpendek rentang itu,” jelas Tjahja Tandjung dari Toda, bengkel spesialis oli di Kelapa Gading, Jakarta Utara.



Secara teknis, ATF berada di 2 wadah di transmisi matik, yakni bak oli dan torque converter.  Kalau hanya sekadar mengganti ATF di bak oli, kira-kira dibutuhkan antara 3 liter sampai 5 liter oli transmisi dan mesin dalam kondisi off. 

Rentang penggantian ATF di bak penampung ini lebih pendek dari metode pembilasan yang mencakup keseluruhan, termasuk di torque converter.  Untuk proses penggantian dengan pembilasan (flush) dibutuhkan ATF dengan jumlah jauh lebih banyak. Mobil konvesional seperti Toyota Avanza, Suzuki SX4, atau Nissan Grand Livina misalnya, membutuhkan ATF antara 8 liter hingga 10 liter.

Untuk menjamin kerja yang sempurna, kini pabrikan sudah menyediakan ATF bermerek sama dengan mobilnya, yang merupakan part genuine.  Misalnya Nissan ATF D, Nissan ATF J (Navara), Nissan ATF CVT NS2V, Honda ATF, Honda CVTF, Toyota Genuine ATF, atau BMW.

Selain ATF original  ini, di pasaran juga tersedia merek-merek lain dengan harga antara Rp 65 ribu sampai Rp 125 ribu per liter. Pilihlah oli dengan merek ternama atau yang bisa dipertanggung jawabkan kualitasnya.

Singkatnya, semakin peduli sang pemilik mobil terhadap kondisi ATF, semakin terjaga mekanisme kerja transmisi matik secara keseluruhan.

Cara mengecek oli transmisi matik
Dalam pemakaian mobil sehari-hari, perlu juga dilakukan pemeriksaan oli transmisi matik. Baik untuk melihat volume maupun memeriksa kondisi cairannya.

Ada beberapa mobil yang sudah tidak menggunakan dipstick  di transmisinya. Untuk mobil seperti ini, satu-satunya cara memeriksanya adalah dengan memperhatikan lampu indikator di dasbornya. Biasanya ditandai dengan simbol roda gigi.

Berikut cara pemeriksaan ATF dengan metode manual yang bisa dilakukan sendiri.
•    Periksa kondisi oli secara faktual melalui dipstick  transmisi otomatis.

•    Jumlah ATF di transmisi harus dilihat dalam dua kondisi: dingin dan panas. Dalam kondisi dingin (sebelum mobil dihidupkan) oli harus berada di batas “COLD”.

•    Hidupkan mesin selama beberapa saat sampai mencapai suhu kerja. Setelah mesin dimatikan (kondisi panas), oli harus berada di tanda “HOT” pada dipstick.

Penulis: Toni
Foto: Indra Aditya